Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Awasi BBM

      PEMERINTAH Pusat sedang menyiapkan agenda baru yang kini hangat dibicarakan. Ya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sekitar Rp1.500. Atau dari Rp4.500 menjadi Rp6.000/liter. Rencana ini memicu eskalasi demo mahasiswa dan kelompok lainnya. Gelombang demo pun marak, bahkan menerobos gedung DPR RI hingga menurunkan foto Presiden RI.  

      

Rencana kenaikan ini mengerucut pada dua kubu utama. Pihak perencana menyebutnya sebagai keniscayaan karena selama subsidi BBM terus menggerogoti struktur APBN. Jika subsidi bisa dikurangi, maka dananya akan dikompensasi melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun, pihak lain menolak karena akan memicu penurunan daya beli masyarakat dan menyengsarakan rakyat. Rakyat bakal melewati lagi episode pahit, karena kenaikan harga barang kebutuhan lainnya bisa mencapai 30 persen, lebih dari yang diprediksi hanya 10 persen.

Itu berarti, rakyat mesti kembali “mengencangkan ikat pinggang” karena ancaman kenaikan harga Sembako dan kebutuhan lainnya sudah di depan mata. Kontroversi seputar kenaikan harga BBM selalu berulang. Rutinitas perdebatan yang kembali dinikmati masyarakat.   

Lepas dari itu, aspek lain yang memerlukan pemantauan dan pengawasan adalah agresivitas warga yang berusaha menimbun BBM untuk mengeruk keuntungan. Pada berbagai daerah, mereka yang berupaya menimbun dibekuk oleh aparat Kepolisian untuk memertanggungjawabkan perbuatannya. Kita harapkan kasus di daerah Bima-Dompu bisa diminimalisasi untuk memastikan tidak ada oknum yang “mengail di air keruh”. Pengalaman sebelum kenaikan harga BBM sebelumnya semestinya menyadarkan kita bahwa selalu ada yang ingin “bermain”. Kasus penangkapan seorang warga Kecamatan Bolo Kabupaten Bima karena menimbun BBM, adalah satu fakta. Bisa jadi ada yang lebih gesit dari itu untuk menyambut kenaikan harga BBM pada awal April nanti.     

Pergerakan tidak sehat harus segera dihentikan. Masalahnya, bisa memicu kepanikan masyarakat sehingga memicu antrean panjang dan gangguan terhadap distribusi. Bukankah kita punya pengalaman pahit ketika satu botol bensin dijual Rp10.000/liter justru di samping SPBU. (*)

                       

 

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Mataram, Bimakini.-  Dalam rangka memastikan supply BBM & LPG aman selama Ramadhan dan Idul Fitri untuk masyarakat NTB, Komisaris Utama Patra Niaga Ego Syahrial...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Satuan Polairud Polres Bima berhasil mengamankan satu unit kapal laut, yang bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan tabung gas elpiji...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Naiknya harga bahan bakar jenis Pertamax tidak mempengaruhi ketersediaan stok jenis Pertamax di sejumlah SPBU di Kota dan Kabupaten Bima.  Pengendara...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Kelangkaan BBM jenis Premium di SPBU Sila Kecamatan Bolo dikeluhkan pengendara roda dua dan empat, Senin (29/6). Akibatnya, para pengendara harus menggunakan...

Peristiwa

Dompu, Bimakini.-  Anggota  Lembaga Peduli Pemerataan Pembangunan (LP3) Nusa Tenggara Barat menyuarakan aspirasi di persimpangan Cikre  Kelurahan Monta Baru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, Kamis (28/09/2017).  Mereka menyorot...