Selasa, 10 April, Kota Bima genap berusia sepuluh tahun. Gegap-gempita kemeriahan berbagai acara mewarnai. Ada suasana euforia yang tampak di permukaan. Sejumlah kemajuan pada berbagai aspek terlihat. Pembangunan infrastruktur meliputi jalan raya dan fasilitas publik lainnya terus digenjot.
Namun, pembangunan mesti dilihat secara holistik. Komprehensif. Aspek nonfisik, yakni mentalitas dan spiritual, juga memerlukan porsi perhatian tersendiri. Menyeimbangkan arah bandul pembangunan ini memerlukan komitmen, kreasi, dan inovasi yang terus-menerus diasah. Di situlah tantangan bagi para pemimpin. Oleh karena itu, jika ada yang mengingatkan agar Wali dan Wakil Wali Kota Bima menyeimbangkan antara aspek fisik dan moralitas, sesungguhnya bukan hal berlebihan. Tetapi, keniscayaan dalam suatu pembangunan.
Ya, harapan warga dari berbagai komponen itu selayaknya diatensi. Apresiasi perkembangan dan kemajuan fisik jangan sampai meninabobokan para pemimpin. Aspek moralitas masyarakat sama pentingnya untuk mengimbangi dampak nyata dari dinamika pembangunan. Bukankah kerap kali di sekitar kita tersaji sejumlah kasus yang menguatkan kekuatiran degradasi moralitas, terutama generasi muda? Misalnya tindakan asusila, amoral, dan kasus Narkotika. Dalam bahasa lain, Pemerintah Kota Bima diharapkan meneguhkan komitmen membangun Kota Bima secara utuh, ini tidak saja pada infrastrukturnya, melainkan moralitas.
Momentum peringatan sepuluh tahun Kota Bima selayaknya dijadikan titik balik kesadaran kolektif. Sebagai media reflektif untuk mengevaluasi keseluruhan tahapan perjalanan daerah ini. Kita kembali menguatkan tekad dan komitmen untuk pencapaian tujuan akhir: kesejahteraan rakyat. Mari kita menoleh sejarah sebentar sebagai pijakan langkah, mengambil jeda nafas baru, selanjutnya merangsek maju hingga batas terjauh menuju kondisi yang lebih baik.
Lebih dari itu, Kota Bima memerlukan manusia pembangunan. Mereka yang selalu menyadari peran, posisi, dan makna keberadaannya. Mereka yang diidentifikasi benalu bagi daerah ini, selayaknya disingkirkan karena tidak berseiringan dengan level ekspektasi publik yang semakin meninggi. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.