Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Kasus Pembakaran Sekretariat HMI kian Menggelinding

Suasana saat warga mande beraudiensi di aula kantor Pemkot Bima, Kamis, usai menyuarakan aspirasi di jalanan.

Kota Bima, Bimakini.com.- Kasus pembakaran dan perusakan sekretariat HMI Cabang Bima kembali menghangatkan dinamika daerah ini. Kamis (12/4) siang, puluhan warga Kelurahan Mande Kota Bima yang menamakan diri Front Rakyat Mande Menggugat (FRMM), menyorot isu yang disuarakan HMI selama ini. Massa HMI Bima pun demikian, mendatangi Mapolres Bima Kota menuntut penuntasan kasus.

Suasana menegangkan setelah warga saling berhadapan dengan massa HMI di depan Mapolres Bima Kota. Saat itu, massa saling menimpali saat kedua wakil mereka berorasi. Untungnya, tidak terjadi bentrokan. Untuk mengantisipasi suasana memanas antara dua kubu, aparat Kepolisian membuat barikade. 

Forum mendesak pihak Kepolisian mengusut pelaku pelemparan mobil dinas Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE. Selain itu, menilai sebagian aspirasi komunitas Hijau-Hitam itu tidak berdasar. Sebaliknya, HMI Bima terus mengencangkan tuntutannya. Mereka mendesak aparat mengusut tuntas pelaku penyerangan dan perusakan sekretariat mereka Jumat dua pekan lalu karena menodai citra organisasi.

Sebelumnya, warga Mande bergerak dari wilayah mereka menggunakan kendaraan pick up dan sepeda motor. Setelah itu, massa melanjutkan penyampaian aspirasi di depan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Isinya sejumlah tuntutan dan bantahan terhadap berbagai pernyataan HMI selama ini.

Koordinator massa, Amiruddin, menilai di antara isu yang digulirkan HMI yakni hangusnya uang senilai Rp7 juta merupakan propaganda untuk memancing simpati masyarakat. Padahal, tidak berdasar karena tidak mungkin uang sebanyak itu disimpan dalam lemari biasa yang kuncinya pun tidak ada.

Selain itu, paparnya, sejumlah isu yang diangkat oleh HMI hanya menyudutkan warga Mande, sedangkan muara kasus berawal dari pelemparan mobil dinas Wakil Wali Kota Bima. “Kami mendesak Wakil Wali Kota Bima menuntut HMI Cabang Bima dalam kasus pelemparan mobil tersebut,” katanya.

Orator lainnya, Jaidun, menilai penyampaian aspirasi anggota HMI Bima selama ini terkesan ditunggangi oleh kepentingan tertentu. Sebenarnya, kasus tersebut sudah ada titik temu jika saja mereka punya itikad baik untuk menyelesaikan persoalan. Apalagi, secara resmi semua warga Mande sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Tidak hanya itu. Katanya, sebagai tanggungjawab menjaga agar persoalan tidak meluasnya, selama beberapa hari para tokoh pemuda dan warga Mande mendatangi sejumlah alumni dan senior HMI untuk membicarakan jalan keluar. Sekaligus minta maaf, tetapi hasilnya tidak direspons secara terbuka. “Inilah yang membuat kami berkesimpulan bahwa mereka tidak benar-benar menyuarakan aspirasi masyarakat,” ujarnya.

Setelah berorasi dan menyampaikan berbagai aspirasi bergantian, massa lalu diterima oleh Wali Kota Bima di aula Pemkot Bima. Saat itu, mereka juga menyampaikan penolakan terhadap didirikannya sekretariat HMI di lingkungan Mande dan seluruh aktivitas organisasi kemahasiswaan itu. (BE.20)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait