Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

“Menggosipi” Polisi Kita

Oleh: Muhammad Fikrillah

INSTITUSI Kepolisian selalu menarik diper­bincangkan. Dari waktu ke waktu. Tidak saja mengenai mekanisme kerja, kinerja, ataupun prestasi mereka, tetapi juga perilaku anggotanya. Dalam space lokal Bima saja, sejumlah fenomena  aktual menggelitik untuk didiskuikan. Kasus di lingkungan kos-kosan wilayah Sadia dan Mande Kota Bima yang diduga melibatkan oknum anggota Polres Bima Kota adalah sebagian contoh perilaku buruk yang menuai sorotan publik. Dugaan keterlibatan mereka adalah digerebek bersama wanita idaman lain di kamar terkunci kos-kosan.

Terakhir, laporan dugaan tindak asusila oknum anggota Polres Bima Kabu­paten terhadap istri orang lain adalah contoh lain yang menyudutkan. Ada seorang wanita yang telah bersuami, namun ditinggal setahun ke Jakarta karena tuntutan mencari nafkah. Namun, saat pulkam ke Bima perut sang istri telah berbadan dua. Dokter memastikan kandungannya telah berusia empat bulan, setelah sang suami emeriksanya. Pengakuan sang istri kepada suami, bak halilintar saat siang bolong. Ada “benih tercecer yang berkontribusi menggelembungkan perutnya”. Nah, dari sinilah ibu jari wanita itu menunjuk ke arah oknum anggota Kepolisian berpangkat Brigadir itu.

Memang, semuanya masih harus dibuktikan secara hukum. Masih perlu diperiksa sesuai mekanisme baku. Pengakuan sepihak masih harus dilanjutkan dengan klarifikasi atau pemeriksaan. Asas praduga tidak bersalah pun mesti tetap dikedepankan. Jadi kita tunggu saja hasilnya. Tetapi, harus dikatakan publik sudah gemas menunggu gebrakan Kepolisian dalam pembinaan dan pendisiplinan anggotanya. Jika memang nanti ada yang nekat meloncat garis batas, maka disikat saja pada kesempatan pertama.

Satu hal yang perlu diingatkan, jika memang masih ada “daki yang menempel pada tubuh sebaiknya segera dibersihkan” untuk menjamin pertumbuhan lebih cepat. Mesti ada keberanian untuk mengoreksi internal mengiringi dan membungkam kritik publik selama ini. Jika lamban bergerak, maka deposit kasus dugaan amoral bisa membengkak, menggunung, dan krisis keper­cayaan publik bisa melorot tajam.  Ingat, Kepolisian sudah lama dalam radar pengawasan masya­rakat.

Secara intitusi sudah lama Kepolisian disorot habis berkaitan dengan langgam tindakan dan performa mereka di dataran sosial. Kiprah mereka sebelum reformasi ditengarai belum maksimal. Peru­bahan mendasar dimulai pasca­reformasi, ditandai komitmen kuat mereka dalam penegakkan hukum dan menjamin ketertiban. Namun,  komitmen itu masih terus diuji seiring guliran waktu. Masih kita tunggu apakah hanya sekadar jargon ataukah lahir dari tekad kuat mereka menjadi terdepan dalam mengawal perjalanan bangsa. Sekali lagi, waktulah yang  akan menjawabnya. Itu lebih sahih ketimbang ribuan umbaran kata-kata.

Tidak adil jika melihatnya dari sisi buram semata. Sejumlah prestasi ditorehkan oleh aparat Kepolisian pada berbagai potensi penyimpangan, mengimbangi derajat ketidakpatuhan masyarakat terhadap hukum. Institusi ini juga telah memecat sejumlah anggotanya sebagai imbas dari perbuatan mereka. Memang mesti ada ketegasan sikap, karena bisa menjadi benalu bagi kesehatan tubuh Polri.

Sejatinya, buncahan penuh harap sebaiknya selalu diumbar publik agar “Polisi Kita” mampu memosisikan diri secara tepat di tengah tantangan tugas. Selain itu, untuk mengimbangi tingkat ekspektasi publik yang semakin meninggi. Kita percaya, naluri dasar Kepolisian sudah terasah untuk memenuhi visi dan misi. Bahwa ada perilaku janggal yang mewarnai kanvas publik, itu han­yalah perbuatan oknum. Semoga!

Nah, sekian dulu gosip hangat mengenai “Polisi Kita” dengan background rangkaian peristiwa di Dana Mbojo. Sambil berharap ada perubahan gradual, metamorfosa yang meyakinkan publik bahwa “gerbong  kereta warna coklat” itu sedang dalam perjalanan menuju cita ideal.  Hingga batas terjauh. Kapan-kapan kita sambung lagi ya…

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Bimeks

(tulisan ini pernah dimuat di http://hukum.kompasiana.com/2012/02/29/ %E2%80%9C menggosipi%E2%80%9D-polisi-kita/)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait