Kota Bima, Bimakini.com.- Masyarakat di Kelurahan Mande Kota Bima mengeluhkan penjatahan minyak tanah (Mitan) yang dilakukan oleh pengecer. Meski isu kelangkaan Mitan tidak merebak, namun masyarakat harus rela mengantre mendapatkan tiga liter Mitan.
Warga Mande, H. Abdul Karim, mengatakan saat ini isu kelangkaan Mitan tidak ada, namun pasokan Mitan dari pihak Pertamina dirasakan sangat kurang dibandingkan kebutuhan rumah- tangga. Satu kepala keluarga hanya bisa mendapatkan tiga liter saja, itu diatur berdasarkan kesepakatan antara pengecer dengan masyarakat.
Katanya, kesepakatan itu agar masyarakat bisa mendapatkan Mitan sebagai bahan baku untuk kebutuhan rumah-tangga. Mitan tiga liter itu untuk satu pekan, karena penyaluran Mitan dari atas hingga pada pengecer hanya satu kali seminggu.
“Kami harus menyepakati penjatahan semacam ini, kalau tidak sebagian rumah-tangga lain tidak mendapatkannya, sehingga mereka susah untuk masak dan kebutuhan lainnya,” ujarnya Rabu (25/6) melalui telepon seluler.
Informasi yang diperolehnya, penjatahan semacam itu bukan hanya berlaku di Kelurahan Mande, namun pada Kelurahan lainnya. Karim mengharapkan pemerintah bisa menindaklanjuti kekurangan pasokan Mitan untuk kebutuhan masyarakat, apa lagi hampir 90 persen masyarakat Kota Bima memanfaatkan Mitan untuk memasak.
Berdasarkan perhitungannya, untuk satu minggu kebutuhan Mitan masing-masing rumah-tangga idealnya 10 liter. Dia mengamati masyarakat miskin sebagian beralih menggunakan kayu bakar, karena kesulitan mendapatkan Mitan, apalagi satu liter Mitan dijual Rp6 ribu.
“Saya sangat berharap persoalan ini bisa diatasi oleh pemerintah dengan koordinasi bersama pihak Pertamina agar Mitan bisa dipasok lebih banyak lagi,” harapnya. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.