Trend kasus kekerasan dan konflik yang “menempel” di wilayah Belo memaksa Unit Pelaksana TeknisDinas Dikpora setempat mencari cara altenatif solusi. Untuk meminalisasi kasus tersebut, pendidikan dan pembangunan semangat perdamaian (peace building) diintegarasikan dalam kurikulum setiap sekolah di Kecamatan Belo.
Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Belo, Hamzah, S.Pd mengatakan, pengintegrasian pembangunan perdamaian sengaja dilakukan untuk membentuk karakter siswa, sehingga diharapkan menciptakan perdamaian. “Memang selamai ni wilayah Belo masuk dalam kategori merah, karena memang trend kasus kekerasan di sini cukup tinggi, sehingga kami berupaya menyiapkan solusi untuk mengatasi persoalan itu,” katanya di kanntor setempat, kemarin.
Dikatakannya, pengintegrasian peace building diantaranya dengan menggenjot pendidikan agama,pembinaan keimanan danketakwaan (Imtaq). Seluruh guru digenjot sehingga memiliki komptensi lebih dalam membimbing siswa daerah merah. “Bentuk lainnya, kami selalu menekankan pengawas agar rutin memantau setiap sekolah, apakah sudah melaksanakan program yang ditetakan atau belum. Tapi sepanjang evaluasi kami, sudah efektif, penakanan Imtaq kami lakukan terutama di Desa Ngali dan Renda,” katanya.
Menurut Hamzah, saat ini responsmasyarakat terhadap pendidikan, positif. Bahkan, seluruh orangtua siswa sudah berpikir terbuka, memahami pentingnya pendidikan. “Memang selama ini ada kesulitan tersendiri untuk membentuk karakter siswa, apalagi untuk wilayah pinggiran, tapi alahmdulillah sudah ada semacam asimilasi budaya dan perubahan pola pikir, masyrakat cukup terbuka menerima pendidikan,” katanya.
Secara umum, saat ini sejumlah sekolah di Kecamatan Belo unggul dalam bidang akademik, di antaranya, SDN Lido berhasil meraih juara lomba MIPA, lomba matematika, lomba pidato, cerpen, dan juara lima nasional lomba IPA. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.