Kota Bima, Bimakini.com.- Kepala MTsN Raba, Drs. Hasan, M.Si, menjelaskan berdasarkan pengakuan Satpam Irfan, pemukulan itu karena emosi setelah merasa diolok-olok dan dipermainkan siswa tersebut.
Meksi tindakan pemukulan itu beralasan, namun Hasan tidak membenarkan apa yang dilakukan bawahannya itu. Apapun bentuknya, pemukulan terhadap siswa tetap tidak bisa dibenarkan, apalagi menggunakan kayu dan menyebabkan terluka.
“Tadi saya sempat kaget, tiba-tiba orangtua siswa datang ke sekolah dan melapor bahwa anaknya telah dipukul oleh Satpam. Saat itu semua guru memang sudah pulang karena hari Jumat,” ceritanya kepada wartawan di Kelurahan Tanjung, Jumat (4/5) siang.
Saat itu, jelasnya, memang berniat ingin langsung menyelesaikan persoalan itu dengan cara kekeluargaan, tetapi Satpam sudah tidak ada di sekolah dan hanya mengobati siswa seadanya saja. Setelah itu mereka langsung pulang dan memberitahu ingin melaporkan kejadian itu ke Kepolisian.
Usai Jumatan, katanya, karena rumah Irfan berdekatan, langsung mendatanginya untuk menanyakan masalah itu. Setelah dua kali ditanya, Irfan mengakui telah memukul siswa karena emosi setelah diolok-olok dan dipermalukan saat dipanggil masuk untuk belajar.
Setelah mendengar penjelasan itu, Hasan mengaku menasehati Irfan agar tidak mengulangi kesalahannya, karena membina siswa tidak bisa ditempuh dengan kekerasan. Hal itu sudah sering disampaikannya kepada semua pegawai setiap kali pertemuan.
Katanya, tindakan kekerasan tetap tidak bisa ditolerir dan segera mengambil sikap secara internal juga sesuai tingkatan kesalahan Satpam itu. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.