Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Petani Bawang Kuatirkan Gagal Panen

Bima, Bimakini.com.-    Sejumlah petani bawang merah di wilayah Kabupaten Bima mengaku kuatir gagal panen menyusul intensitas hujan yang relatif tinggi sejak seminggu terakhir. Seperti yang dialami petani asal Desa Simpasai Kecamatan Lambu, Najamuddin.

Dia mengaku, hujan yang terus menerus menyebabkan pembusukan pada bawang yang baru beberapa minggu ditanam. Jika usianya masih muda, bawang tersebut tidak mampu menahan kondisi cuaca dingin.

Untuk mengantisipasinya, para petani menyemprotkan dengan penghangat agar bawang bisa tumbuh subur. “Kami kuatir tahun ini kami gagal panen,” ungkapnya, Selasa (15/5) melalui telepon seluler.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diakuinya, untuk masa tanam tahap pertama membeli bibit sebanyak 300 Kg agar masa tanam tahap pertama harga bawang lumayan mahal, dibandingkan masa tanam tahap kedua. Namun,. kondisi cuaca rupanya tidak bersahabat.

Dikatakannya, masalah itu tidak bisa dicarikan solusi, selain semprot penghangat, berdoa agar hasil panen, melimpah dan terkahir adalah pasrah.

Najamuddin belum bisa memastikan seluruh petani bawang di Kecamatan Lambu bakal gagal panen, namun bisa dipastikan jika intensitas hujan beberapa minggu ke depan makin tinggi, seluruh petani bawang bakal “gulung tikar”.

Dia mengharapkan agar hujan jarang muncul sehingga petani bisa melanjutkan memerbaiki kualitas tanaman. “Kami sangat berharap hujan bisa berhenti, kalau tidak saya yakin kami bakal rugi besar dan ada yang gulung tikar,” ungkapnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

          Petani bawang asal Desa Sai Kecamatan Soromandi, Abdul Haris, mengatakan jika curah hujan masih tinggi, hampir dipastikan petani bawnag gagal panen. Saat ini, para petani bawang mengeluarkan biaya besar untuk membeli obat-obatan penghangat, karena bawang tidak tahan terhadap iklim dingin. “Kemarin saya sudah membeli 300 ribu obat-obatan untuk penyemprotan penghangat, semoga saja bawang bisa bertahan,” ungkapnya.

    Dikatakannya, bertani bawang memang penuh risiko, apalagi cuaca yang tidak menentu. Dia mengharapkan kalaupun hasilnya tidak maksimal, bisa mendapatkan sedikit keuntungan atau minimal modal kembali. (BE.18)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Jalan Ekonomi di Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, alami rusak parah. Pemerintah Desa (Pemdes) dan masyarakat, gotong royong memperbaiki secara swadaya....

Berita

Oleh: Dadang Gusyana, S.Si MP, Member International Mycorrhiza Association (IMA) Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang paling banyak diusahakan, mulai dari daerah...

Opini

Oleh: Nathan. R.A AKSI demo menuntut kenaikan harga jagung yang dilakukan oleh Laskar Tani Donggo – Soromandi di depan kantor Bupati Bima berakhir ricuh...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Rendahnya curah hujan pada musim tanam 2019 dikeluhkan banyak petani. Sebagian petani masih ada yang menanam jagung. Namun,  ada juga yang sudah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima  demo di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Senin (27/11). Sejumlah persoalan diusung oleh...