Kota Bima, Bimakini.com.- Data yang diungkapkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pusat Wilayah Indonesia Timur yang menyebutkan 5.600 pria di Kota Bima menjadi pelanggan seks komersial, masih diragukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Dari data yang diungkap, tidak semua jumlah itu adalah warga Kota Bima.
Demikian disampaikan Pemkot Bima melalui Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Muhammad Hasyim, S.Sos, SH, M.Ec.Dev, dihubungi wartawan, Kamis (14/6).
Dikatakannya, alasan diragukannya jumlah itu karena Kota Bima sebagai daerah transit yang menjadi tempat singgah dan menginap para pendatang yang hendak menyeberang ke daerah Timur melalui laut maupun yang menunggu kapal berlabuh, lalu memilih untuk menginap. Dari itu, besar peluang mereka inilah yang ikut menyumbang jumlah angka yang diungkap KPA.
Selain itu, katanya, bisa saja sebagai pelanggan itu banyak orang yang sama, tetapi melakukannya berulang. Apalagi, KPA tidak mengungkap bagaimana mekanisme survai atau pengambilan data dilakukan.
“Namun, pada prinsipnya kami sangat prihatin dengan kondisi ini jika memang benar adanya, karena itu menunjukkan ada nilai dasar orang Bima yang dilanggar,” ujarnya.
Untuk meminimalisasi kasus seperti itu, jelasnya, Pemkot Bima akan meningkatkan pembinaan mental keagamaan masyarakat. Wali Kota Bima telah memanggil Forum Komunikasi Penyuluh Agama (FKPA) agar berbaur ke tengah masyarakat. Upaya lainnya yakni mengintensifkan razia tempat penginapan yang terindikasi membuka peluang transaksi seks komersial.
Kepada semua Lurah, kata Hasyim, telah diinstruksikan Wali Kota Bima agar mengontrol dan mengawasi rumah kos-kosan dan penginapan kelas melati di wilayah masing-masing. Selain itu, karena sebagian besar jumlah pelanggan adalah yang telah berkeluarga, maka akan menggandeng Tim Penggerak PKK untuk penguatan keluarga.
Dari jumlah itu, menurut KPA rata-rata yang menjadi pelanggan adalah suami yang dinas ke luar daerah, ingin mencoba, melihat wanita yang lebih cantik dari istrinya, dan yang utama tidak memiliki ketahanan iman. “Semoga ini menjadi evaluasi agar kita bisa meningkatkan ketahanan keluarga,” ujar Hasim. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.