Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Duh Pelajar Mesum itu…

Ada kejadian mengejutkan muncul di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Tujuh remaja wanita atau anak baru gede (ABG) tertangkap basah berbuat mesum pada satu penginapan, wilayah  Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, Sabtu malam lalu. Sebagian dari ABG pelajar itu diakui Sat Pol PP sedang “memacu nafsu setan” di kamar dalam kondisi tanpa balutan busana bersama pria hidung belang. Waduh! Pemandangan yang memalukan. Ya, itulah fakta pahit medio Juni ini.

Praktik prostitusi memang penyakit laten yang melumuri hampir setiap daerah. Telah memasuki ruang-ruang sempit di pelosok desa. Budaya serbaboleh dan kelonggaran norma yang secara sadar atau tidak diberikan oleh masyarakat, patut dicurigai telah mengontribusi peristiwa bejat itu. Bisa disebut sebagai ‘kekalahan  moral’. Tampaknya, dalam kondisi sekarang ini, klaim ada “wilayah suci” di kolong langit Indonesia mesti segera dipertanyakan. Demikian juga dengan Kandai II, areal penginapan perbuatan mesum pelajar itu.

       Dari titik ini, sangatlah beralasan jika warga setempat bereaksi dan marah terhadap fakta pahit yang tergelar. Kandai II yang selama ini digaungkan sebagai Serambi Mekkah-nya Dompu kini ternoda oleh pacuan nafsu liar kebinatangan yang diumbar anak-anak harapan bangsa dan pria brengsek.  

Iklan. Geser untuk terus membaca.

       Bupati Bambang mesti segera bersikap, demikian juga MUI dan Dinas Dikpora. Kasus Sabtu Malam Kelabu itu secepatnya dijadikan momentum titik balik untuk membangun pranata sosial yang lebih ramah dan bermoral. Mesti ada gerakan pembumihangusan segala penyakit sosial beserta anasir-anasir jahat yang mengiringinya. Ada semacam “jihad sosial” yang perlu dikampanyekan.  

       Setidaknya, dua hal serius yang membangun fakta dari kasus itu. Pelajar telah terjebak pergaulan bebas dan nilai rendah materialisme. Selain itu, prostitusi telah menodai kesucian wilayah dan telah dipraktikan secara berjamaah. Aspek lain yang perlu ditelusuri adalah kemungkinan adanya jaringan pelajar mesum.

       Dalam perspektif moralitas, kasus itu bisa diibaratkan “pukulan hook kanan plus upper cut telak yang tepat mendarat pada dagu dan  kita semua tersungkur tidak berdaya di kanvas”. Tidakkah kita menyadarinya? (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Gejolak asmara kedua pelajar ini rupanya tidak memandang tempat. Mereka nekat melakukan perbutan layaknya suami istri di halaman tempat ibadah. Ahad (16/12)...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.- Tiga siswa terlibat aksi tawuran beruntun beberapa hari terakhir  diamankan oleh anggota Tim Patmor  di belakang jalan antara SMAN 2 dan...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini. – Menanggapi video viral pelajar yang berdebat dengan anggota Sat Lantas saat ditilang, Kasat Lantas Polres Bima Kabupaten, IPTU Caka Gde Putu,...

Berita

Kota Bima, Bimakini.-  Video viral anak SMA yang protes Polantas dengan bahasa Bima, kini makin populer saja. Di fanpage Otosia.com, hingga Kamis pagi, 3...

Hukum & Kriminal

Dompu, Bimakini.- Video mesum yang diduga melibatkan  pelajar SMAN 2   Kabupaten Dompu berinisial A dan supir, saat ini menjadi pembicaraan hangat masyarakat dan siswa...