Kota Bima, Bimakini.com.- Saat ini analisis sidik jari bukan saja dimanfaatkan oleh aparat Kepolisian dalam mengungkap beragam kasus kejahatan, tetapi juga dunia pendidikan. Kini analisis sidik jari bisa mendeteksi secara dini bakat dan kemampuan anak.
Bimbingan belajar Binaul Fikri (Bifi) mengenalkan sistem analisis sidik jari yang biasa disebut STIFIn pada sejumlah pelajar dan anak di Kota Bima, dalam seminar bertema mengenali potensi dan bakat dengan STIFIn. Acara yang digelar Minggu (10/6) di aula SMAN 1 Kota Bima ini diikuti 200 peserta. Mereka adalah pelajar SD-SMA, orangtua siswa, dan guru.
Senior Konsultan dan Trainer STIFIn Jakarta, Surya Hanafi, memaparkan lengkap tentang tes sidik jari dengan STIFIn. Menurutnya, tes kecerdasan dengan STIFIn telah lama dikenalkan di Indonesia untuk mendeteksi model kecerdasan anak. Tes itu bersifat permanen karena berdasarkan genetik atau bawaan lahir yang ditekesi melalui sidik jari.
Tes ini, menurut Surya, diperlukan untuk menghindari investasi terbuang akibat ketidaktahuan potensi dan bakat pada diri anak maupun orang dewasa. “Kalau sudah tahu potensi genetik anak, maka investasi pendidikan akan lebih murah dan terarah karena tidak mencoba-coba,” ujarnya.
Dijelaskannya, tes ini juga guna menemukan “cetak biru” diri dan panggilan jiwa, sehingga tidak salah pilih pendidikan dan profesi. Selain itu, jika sudah mendapat informasi dini melalui tes STIFIn, maka akan mudah menyiapkan profesi sejak dini dan membuat berhasil dengan cara yang sangat menyenangkan serta mengenali cara belajar, bergaul, berkarier dan mengembangkan diri secara efektif.
Manager BIFI Kota Bima, Hairul Juhdi, S.Pd, menjelaskan tes STIFIn baru pertama kali dilakukan di Bima dan mendapat antusiasme luarbiasa dari pelajar dan orangtua siswa. Secara teknis, tes STIFIn merupakan teknik mengidentifikasi pola-pola garis dalam sidik jari seseorang yang secara genetik permanen melekat pada seseorang.
Katanya, setiap pola merupakan pertanda ada potensi kecerdasan tertentu yang bersifat bawaan. Tes sidik jari STIFIn memetakan lima bakat mesin kecerdasan. Sidik jari mencerminkan bakat yang genetik, menampakkan potensi menonjol yang genetik, mewajahkan mesin kecerdasan otak yang genetik, serta membentuk seseorang mengenali personality-nya yang genetik yang tidak akan berubah sepanjang hidupnya.
“Dengan mengenal bakat mesin kecerdasan otak dan personality, berarti kita mengenali jatidiri ‘cetak biru’ hidup kita yang akan sangat membantu dalam memilih pendidikan, habitat, profesi dan bahkan bisnis tertentu yang cocok dengan jatidiri,” ujarnya.
Dibeberkannya, STIFIn memetakkan belahan otak menjadi lima bagian. Masing-masing bagian otak memiliki fungsi khusus yang tidak didapatkan pada bagian yang lain. Limbik kiri memiliki bakat mesin kecerdasan sensing, kecerdasan pancaindera, jago dalam menghafal, rajin dan calon orang kaya. Otak kiri, memiliki bakat mesin kecerdasan thingking, analisis, jago dalam menghitung, pandai, ahli mengatur dan calon pejabat. Otak kanan memiliki bakat kecerdasan intuisu, imajinasi, jago dalam kreativitas daya cipta cocok sebagai pengusaha.
Limbik kanan, memiliki bakat kecerdasan feeling, kecerdasan emosi, jago dalam hubungan sosial dan cocok menjadi calon pemimpin. Otak tengah, memiliki bakat mesin kecerdasan insting, kecerdasan nurani, memiliki kemampuan serba bisa ahli dalam juru damai. Kelima bakat mesin kecerdasan otak ini tidak beroperasi bersama-sama, hanya ada satu yang mendominasi.
“Satu yang mendominasi ini adalah harta karun, bakat yang menonjol merupakan nikmat Tuhan. Jika kita mampu fokus pada dalam arti berinvestasi pendidikan, memilih jurusan bidang studi, mencari cara mudah dan cepat,” ujarnya.
Peserta seminar, dr. HM. Ali, Sp.D mengakui telah mengetes putra dan putrinya dengan cara STIFIn dan hasilnya mirip dengan karakter anaknya. “Setelah mengetahui potensi dan bakat anak via tes STIFIn saya lebih mudah mengarahkan anak terkait cita-cita dan pendidikannya,” ujarnya.
Diakuinya sidik jari memang berkaitan erat dengan genetik atau bawaan lahir seseorang. Bahkan, berdasarkan penelitian modern di ilmu kedokteran pemetaan sidik jari juga bisa mengetahui riwayat dan masa depan kesehatan penyakit seseorang. Melalui analisis sidik jari akan diketahui kecenderungan penyakit tertentu yang kemungkinan akan diderita oleh sesorang.
“Pengenalan dini ini perlu sehingga masyarakat mengetahui jika dirinya akan rentan terhadap penyakit tertentu pada masa datang, sehingga lebih dini mencegah melalui pengobatan atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut,” katanya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.