Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Warga Kendo Protes Pembangunan BTS XL

Kota Bima, Bimakini.com.- Puluhan warga Kelurahan Kendo Kecamatan Raba, Senin (18/6) lalu, mendatangi kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Mereka menyampaikan aspirasi, sekaligus memrotes terhadap pembangunan base transceiver station (BTS) XL di pekuburan Kendo, hingga menggali sejumlah kuburan setempat.

Saat itu, warga didampingi sejumlah Ketua RT, Ketua RW, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Mereka diterima Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman SE, bersama sejumlah pejabat, Camat Raba dan lainnya di aula kantor Pemkot Bima.

Ketua LPM Kelurahan Kendo, Hamzah, mengungkapkan, kehadiran warga  untuk meminta perhatian pemerintah agar menyikapi persoalan itu dan mendesak pihak XL membatalkan pembangunan BTS di areal pekuburan umum tersebut.

“Areal pembangunan  BTS itu wilayah pekuburan umum warga Kendo. Warga keberatan dengan pembangunan tersebut, apalagi saat penggalian, para pekerja menggali kuburan, dan mengeluarkan tulang-belulang mayat,’’ protes Hamzah.

Hamzah mengaku, tanah tersebut telah telah dijual oknum warga setempat pada pihak XL. Padahal, sepengetahuannya sejak kecil lokasi tersebut merupakan areal pekuburan umum. “Kita minta, pembangunan BTS  XL di lokasi tersebut dibatalkan,’’ pintanya.

Senada dengan itu, Usman, warga Kendo, keberatan BTS dibangun di di areal tersebut, karena dianggap telah merusak kuburan.

Menanggapi tuntutan warga Kendo, Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, mengaku setelah menerima surat keberatan warga Kendo, telah berkoordinasi dengan Dinas yang berkaitan. Saat ini Pemkot Bima telah membuat surat penghentian pekerjaan pembangunan BTS  di areal itu.

Bahkan, diakuinya, pihak XL telah sepakat menghentikan pekerjaan pembangunan itu menyusul protes warga. “Apapun alasannya, tidak boleh ada warga yang menjual tanah pekuburan umum seperti itu,’’ katanya.

Dia  mengapresiais kepedulian warga Kendo yang dewasa menyikapi persoalan itu, tidak  bertindakan yang dapat merugikan stabilitas daerah. “Saya bangga dengan apa yang warga Kendo lakukan, lebih memilih berdialog dalam menyelesaikan persoalan daripada berdemo,’’ katanya.

Usai mendengar penjelasan Rahman, warga pun pulang. Mereka mengapresiasi respons positif pihak Pemkot Bima terhadap persoalan itu. (BE.20)      

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.-  Jaringan Base Transceiver Station (BTS) yang ada di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, menggunakan kualitas teknologi generasi kedua telepon seluler (2G)....

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Tepatnya Senin (17/8) adalah Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke 75 Republik Indonesia (RI). Namun, warga Desa Ndano, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima,...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Jaringan Base Transceiver Station (BTS) di Desa Pusu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, tidak beroperasi dengan normal. Selain itu, tarif mahal dan akses...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Jaringan Base Transceiver Station (BTS) di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, tidak beroperasi dengan normal. Selain itu, tarif mahal dan tidak...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bima, membentuk tim teknis pengawasan pada tower Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun oleh Kementrian...