KASUS kebakaran belasan toko di blok B pasar raya Bima, Kamis malamllalu, masih menyisakan misteri. Entah dari mana sumber api berasal. Seperti kasus sebelumnya, duka-lara menganga lebar karena para pedagang yang terkena musibah mesti memulai lagi dari nol usahanya itu. Menggerakkan usha dalam kondisi persaingan yang kompetitif sekarang ini, bukanlah perkara gampang. Membutuhkan tekad baja untuk melaluinya.
Namun, ada satu sisi yang seharusnya dicermati mengiringi Kamis Malam Kelabu itu. Saat kepanikan melanda, ada sejumlah toko yang dibobol pencuri dan menguras isinya. Satu di antaranya Toko Yasmin. Ya, mereka ibarat ‘menari-nari di atas luka orang lain’ atau ‘menyayat luka baru di atas luka yang masih tergores’. Patut disesalkan karena mengekspresikan perilaku buruk dan tidak berperikemanusiaan.
Jika kita mau jujur, kasus seperti sudah jamak terjadi. Sejumlah korban kecelakaan lalulintas yang terkapar tidak berdaya di aspal jalanan, kerap mengaku kehilangan uang dan barang berharga. Saat kebakaran hebat melanda pasar lama Sape, beberapa tahun lalu, pemandangan warga yang mengangkut barang milik pedagang, berlangsung secara masif. Upaya pencegahan gagal, karena agresivitas para maling itu lebih kuat. Masih ada yang tega menggarong di tengah kondisi ketidakberdayaan korban. Kejadian yang kerap terjadi di Dana Mbojo itu memang problema yang mesti dituntaskan. Pasti ada yang salah dalam kejiwaan masyarakat kita sehingga berani mengeksekusi di tengah situasi karut-marut. Karakter seperti harus segera dibumihanguskan karena menimbulkan disharmoni.
Dari kasus terbaru edisi pasar raya Bima itu, ke depan mesti ada langkah antisipatif dari pemilik toko dan aparat Kepolisian untuk melokalisasi areal sehingga pengamanan lebih efektif. Tidak hanya saat kebakaran, tetapi juga ketika gempa dan banjir melanda. Aparat mesti lebih sigap lagi mengawasi areal sekitar, sedangkan pusat kebakaran diserahkan kepada petugas pemadam.
Sekali lagi, insiden itu selayaknya dikuatirkan bersama karena jika awet bisa mendegradasi karakter Dou Mbojo hingga titik nadir. Semangat menumbuhkan rasa empati terhadap korban mesti dikedepankan jika memang tidak punya kemampuan untuk membantu. Tidakkah Anda menggelisahkannya? (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.