Bima, Bimakini.com.- Buku biografi KH. Muhammad Hasan, BA berjudul Guru, Tabib dan Misteri Jin akan dilucurkan Jumat (24/8) siang di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mukhlisin Parado Kabupaten Bima. Buku yang ditulis oleh HM. Dahlan Abubakar setebal 622 halaman itu, akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional, regional, dan lokal.
Prof. Dr. H. Hamdan Zoelva, SH, MH, yang juga putra KH. Muhammad Hasan, mengatakan, sengaja memilih Parado untuk peluncuran buku tersebut untuk mengenalkan Ponpes Al- Mukhlisin dan Kecamatan Parado pada publik. “Kami memilih Parado, karena ingin mengenalkannya pada orang luar,” katanya saat dialog di BimaTV, Selasa malam lalu.
Gagasan penulisan buku itu, kata Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) ini, telah lama direncanakan. Bahkan, sempat mengirim seorang penulis untuk mulai menggali informasi tentang ayahnya. “Namun, ada pertimbangan yang bersangkutan bukan orang Bima dan tidak mengetahui seluk-beluk Bima. Akhirnya penulisan buku ini diserahkan ke Dahlan Abubakar, yang juga kakak sepupu,” ujarnya.
Buku ini juga, kata dia, belum diniatkan dengan tujuan komersial, untuk sementara untuk kepentingan keluarga, sahabat, murid, dan sejumlah tokoh saja. “Buku ini diharapkan juga agar anak cucu Abu (sapaan KH Muhammad Hasan, Red) mengenal sosoknya,” ujarnya.
Meski diakuinya, orang akan memandang buku itu subjektif, karena di dalamnya bertuliskan kisah sang Ayahanda dari anak-anaknya. Namun, buku ini berisi juga tentang sejarah Islam dan pendidikan di Bima, sehingga patut dibaca untuk menambah pengetahuan.
Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, mengaku, banyak hal yang terungkap dari kehidupan ayahnya. Bahkan, ada yang tidak pernah diceritakan sebelumnya ke anak-anaknya, seperti cerita misteri jin. Rumor di tengah masyarakat menyatakan Abu pernah menikah dengan jin. “Selama ini kami tidak pernah diceritakan tentang hal itu, kami baru tahu setelah buku ini disusun,” ujarnya.
Namun, lebih dari itu, bagi Ahmad Thib Raya, KH. Muhammad Hasan adalah sosok ayah, guru dan tabib baginya. “Kata Ayah, Guru dan Tabib, secara umum memiliki makna yang sama, yakni orang yang selalu memberikan bantuan, tuntunan, bimbingan, arahan, serta melakukan usaha-usaha yang dapat menghasilkan kebaikan,” jelas guru besar Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah ini.
Selama ini, kata dia, sosok KH Muhammad Hasan tidak pernah sekalipun memarahi anaknya. Ketika ada yang salah, maka selalu menegur dengan cara lain. “Ketika shalat tidak mengunakan kopiah, maka tidak ditegur saat itu. Namun, dengan memberikan uang untuk membeli kopiah, malah untuk tiga sekaligus,” ujarnya mengisahkan.
HM. Dahlan Abubakar, mengaku, mendapat tawaran menyusun buku biografi KH. Muhammad Hasan, ibarat gayung bersambut. Pasalnya, telah lama memiliki niat yang sama, namun belum sempat menyampaikannya. Sekitar 50 sumber yang diwawancara untuk mendapatkan data dan informasi. Namun, buku ini juga disertai dengan literatur, sehingga makin kaya dan tetap ada nuansa akademiknya.
“Selama menulis buku ini, ada pengalaman mistik. Ketika di Mataram di rumah anak beliau, saya menulis di lantai tiga. Tengkuk saya seperti ditiup dan hem di belakang bergerak sendiri,” tuturnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.