Dalam posisi pemahaman umat Islam, Ramadan adalah bulan mulia. Penuh berkah. Bahkan, semua amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Ditunggu kehadirannya dan ditangisi kepergiannya. Saking berharganya detik-detik Ramadan, ada yang sampai menghiba agar semua bulan dalam setahun itu adalah Ramadan. Berhadapan dengan momentum Ramadan adalah lintasan waktu terbaik bagi Muslim.
Nah, karenanya kesakralan Ramadan sejatinya dijaga oleh umat Islam melalui ekspresi berbagai perilaku yang positif dan amal shaleh. Namun, manusia di dunia ini selalu ‘berwajah ganda’. Ketika yang sebagian mengusung atau meniti jalan menuju shirat al mustaqim, ada juga kelompok lain yang menggelorakan kemungkaran dalam berbagai versinya. Wajah-wajah tipologi manusia, sebagiannya, bisa diidentifikasi dengan pengukuran parameter Ramadan. Kemampuan menahan diri dari perbuatan menyimpang adalah satu di antaranya.
Sejumlah kasus pencurian di Kota dan Kabupaten Bima sejak awal Ramadan lalu adalah fakta bahwa kehidupan ini penuh warna. Sepeda motor adalah incaran utama, demikian juga barang-barang yang lengah disimpan pemiliknya. Alangkah beruntungnya orang yang mampu menyesuaikan diri dengan irama Ramadan dengan kehati-hatian saat mengekspresikan sikap dan perbuatan. Semoga saja, amar makruf mendominasi praktik sadar kemungkaran.
Motivasi pencurian yang biasanya beralasan karena kebutuhan Idul Fitri tidak bisa dibenarkan. Idul Fitri jangan sampai dimaknai sempit dengan fasilitas dan alat baru yang dimiliki. Mengumbar kejahatan berseberangan dengan nilai-nilai Ramadan. Kita mengharapkan ada titik balik kesadaran bahwa kesukaran hidup dimaknai mesti dimaknai sebagai kondisi yang harus diperjuangkan untuk dituntaskan. Kemiskinan adalah ujian, sekaligus tantangan untuk terus mengatasinya.
Kita mengharapkan agar kesakralan Ramadan tidak dinodai oleh umat Islam sendiri melalui berbagai tindakan tidak terpuji. Harus diakui, internal umat Islam-lah yang merecoki Ramadan dengan berbagai embel-embel negatif. Seperti petasan, pencurian, dan ketikmampuan menahan nafsu. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.