Kota Bima, Bimakini.com.- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima dinilai banyak kalangan lamban merespons aspirasi masyarakat. Penilaian miring yang kontradiktif dengan keberadaan Dewan sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat itu, diperkuat pengakuan internal mereka, Ahmad Gani, SH.
Nah, bagaimana pendapat akademisi menyikapi fenomena tersebut? Akademisi STISIP Mbojo Bima, Drs. Arif Sukirman, MH, menilai, saat ini Dewan setempat sudah kehilangan ruh aspiratifnya. Beragam tuntutan atau aspirasi masyarakat, selalu lamban ditindaklanjuti. Bahkan, sama sekali tidak direspons.
Menurutnya, masyarakat tidak cukup diberikan kalimat “kami akan” atau pengakuan bahwa “kami” selalu berbuat untuk rakyat. Masyarakat sendiri sudah pintar melihat apasaja yang telah diperbuat oleh Dewan. “Saya melihat, mereka (Dewan) itu kebanyakan membual. Aspirasi masyarakat selalu lamban direspons,” ujarnya di kampus STISIP Mbojo Bima.
Selain aspirasi masyarakat Tanjung terkait aktivitas bongkar-muat semen, Arif mencontohkan juga aspirasai warga Rabadompu tentang keberadaan Lapak PKL di lapangan Pahlawan. Katanya, hingga saat ini, aspirasi warga setempat belum juga diselesaikan.
“Saya jadi pesimis, di Kota Bima ini siapa yang sebenarnya bisa dipanuti, yang diharapkan mendengar dan melaksanakan aspirasi masyarakat. Kepala Daerah, Dewan, atau siapa?,” tandasnya.
Jika masyarakat sudah kehilangan tempat menyampaikan aspirasi, terangnya, apa yang bisa diharapkan dan diandakan lagi oleh masyarakat. Implikasi dari hal itu, katanya, tentu akan berkorelasi negatif dengan kondisi daerah. “Karena masyarakat sudah tidak memiliki tempat yang bisa menyampaikan dan menindaklanjuti asprasinya,” kata Arif.
Alumnus Universitas Mataram (Unram) ini mengatakan, secara normatif, jika Dewan memahami posisinya, tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi), maka setiap aspirasi dan tuntutan masyarakat harus segera ditindaklanjuti. Dewan mesti bergerak cepat mencari solusi dan mengantisipasi segala kemungkinan dari aspirasi tersebut. “Bukan berpikir di tempat dan bermanis bibir saja. Masyarakat sudah lelah dengan hal begitu,” ujar Arif.
Sebelumnya, Ahmad Gani menyorot pimpinan DPRD Kota Bima yang dinilainya tidak responsif atau lamban menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Satu di antaranya adalah aspirasi masyarakat Kelurahan Tanjung, berkaitan keberadan gudang semen plus aktivitas bongkar-muat yang meresahkan. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.