Bima, Bimakini.com.- Jajaran Pemerintah Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk mengembangkan berbagai potensi di wilayah itu. Apalagi, pola pikir masyarakat masih belum beranjak dari kebiasaan lama dengan mengandalkan lahan tadah hujan.
Camat Lambitu, Kurniawan, S.Sos, mengatakan, untuk sementara waktu masih belum bisa beranjak ke mana-mana. Pengembangan yang masih menjadi PR besar sebenarnya adalah bidang kepariwisataan, selain kelompok usaha ekonomi masyarakat juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Bidang kepariwisataan, kata mantan Sekretaris Camat Wawo ini, adalah rekonstruksi cagar budaya ‘Uma Lengge’ dan seni tradisional Sambori yang sudah hilang. Selain itu, potensi wisata alam menjadikan Lambitu yang sejuk sebagai tempat yang nyaman untuk menghabiskan akhir minggu (weekend) bersama keluarga.
“Disain ini perlu terus dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kabupaten Bima maupun Provinsi NTB. Karena wisata budaya di Sambori sudah dikenal luas. Bahkan, mancanegara,” katanya melalui jejaring sosial Facebook, Kamis (13/9).
Tidak hanya itu, katanya, pada bidang kelompok usaha ekonomi, masyarakat juga terus digalakkan di Lambitu, termasuk usaha kerajinan, makanan maupun pertukangan masih minim dan perlu terus dikembangkan. Akibatnya, hingga saat ini tingkat ekonomi masyarakat masih mengandalkan pertanian tadah hujan. Kebiasaan ini belum mampu mendongkrak peningkatan taraf hidup masyarakat secara signifikan.
Potensi alam di sana, kata Kurniawan, belum maksimal dijamah untuk tananam buah-buahan seperti apukat, rambutan, salak, dukuh, dan lainnya. Dinas Perkebunan dan lainnya perlu mengarahkan programnya untuk mengembangkannya di Lambitu. “Jika ini dilakukan secara serius selama lima tahun saja, maka perubahan secara signifikan akan terlihat di Kecamatan Lambitu,” katanya.
Akses jalan juga, kata dia, harus di-hotmix agar hasil pertanian dan perkebunan bisa dipasarkan ke mana-mana. Kendala selama ini akses jalan yang masih rusak, sehingga hasil pertanian andalan seperti bawang putih harganya dipermainkan oleh tengkulak. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.