Bima, Bimakini.com.- Animo warga Kecamatan Monta untuk menjadi Tenaga Kerja wanita (TKW) Indonesia di Arab Saudi, cukup tinggi. Apalagi, saat ini sulit mendapatkan pekerjaan. Berbagai pemberitaan mengenai kekerasan terhadap TKW tidak menyurutkan keinginan warga Kecamatan Monta mendaftarkan diri sebagai TKW.
Mereka kebanyakan dari Monta dalam, seperti Desa Tolo Tangga, Desa Tolo Uwi, Waro, Monta dalam, dan lainnya. Namun, perekrutan TKW oleh PJTKI kurang diawasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima.
“Jangan sampai setelah ada masalah terhadap TKW baru pemerintah mau bergerak. Kita kuatirkan perekrutan itu dari PJTKI ilegal dan tidak bertanggungjawab jika ada masalah yang dihadapi TKW khusus dari Bima,” ujar warga Monta, Mulyadin, di Kelurahan Paruga Kota Bima, Senin (8/10).
Jumlah TKW yang direkrut, katanya, sekitar puluhan hingga ratusan orang dan kegiatan PJTKI itu kurang diperhatikan oleh Pemerintah Desa dan Kecamatan. Padahal, tugas mereka juga memerhatikan usia TKW dan keahlian yang mereka miliki. Jangan sampai karena minim keterampilan berbahasa menyebabkan mereka disiksa oleh majikannya.
Hal senada dikemukakan warga lain, Ruslan. Dia berharap Pemkab Bima paling tidak melalui Kades dan Pemerintah Kecamatan dapat menyosialisasikan PJTKI yang layak mengirim TKW ke Arab Saudi. Apalagi, puluhan kasus kekerasan terhadap TKW NTB harus menjadi pelajaran bagi pemerintah dan warga.
“Kita bertanyakan apakah moratorium perekrutan TKW yang ke Arab Saudi sudah dibuka atau masih jedah dalam waktu yang tidak ditentukan,” katanya.
Dia berharap kelengahan pemerintah dimanfaatkan PJTKI untuk merekrut TKW yang tidak jelas pertanggungjawaban. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.