Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Tugas PPL sudah Maksimal, Jumlah Personel Terbatas

Bima, Bimakini.com.-Tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Lambu dan Sape, terutama yang berkaitan dengan pengamatan terhadap hama penyakit, telah maksimal dilakukan. Namun, tidak semua petani dapat dijangkau, apalagi jumlah tenaga pengamatan hama penyakit terbatas.

    Demikian diakui Pengamat Hama Penyakit (PHP) Kecamatan Lambu-Sape, M. Kasim, menanggapi keluhan petani setempat.
Dikatakannya, karena keterbatasan jumlah PPL khususnya PHP, maka perlu ada informasi dari petani. Apalagi, wilayah Lambu-Sape luas. Informasi itu penting karena menjadi bahan evaluasi sekaligus bahan kajian bagi tenaga PHP agar dapat maksimal bekerja.
Selama ini, terangnya, seluruh keluhan masyarakat dilayani, terutama yang berkaitan informasi mengenai obat (pestisida) yang cocok untuk mengendalikan hama penyakit. Namun, tatacara pemberian obat yang diberikan pengamat tidak dipatuhi. Bahkan, petani berani mencampur-adukan beberapa jenis obat untuk memberantas hama penyakit pada tanaman bawang merah. Akibatnya, hama penyakit  kebal (resisten) terhadap obat-obatan yang disemprotkan.
Mengapa ulat menjadi kebal? Kata Kasim, karena petani menggunakan pestisida yang tidak tepat. Menurut dugaan petani dengan mencampur berbagai jenis obat-obatan bisa memberantas hama penyakit, tetapi kenyataannya justru ulat kebal terhadap hama  dengan cara pemberian obat  yang tidak tepat.
“Artinya, petani tidak memerhatikan dosis yang dianjurkan, tetapi pintar sendiri tanpa memerhatikan anjuran Pengamat Hama,” katanya di Wawo, Rabu (17/10).
    Petani bawang merah, kata jebolan Fakultas Pertanian Universitas Mataram ini, kerap mencampur tiga jenis obat, seperti Endure dicampur dengan Lanave, dan lainnya. Padahal, kalau dicampur seperti itu justru obatnya tidak efektif lagi akhirnya jadi netral.     
Ke depan, katanya, diharapkan petani tidak lagi mencampurkan berbagai jenis obat, tetapi mengikuti anjuran dengan dosis yang bijaksana dalam mengendalikan hama penyakit.     Tidak hanya itu. Petani datang ke PPL seharusnya bukan meminta obat-obatan, tetapi mengikuti nasihat dan anjuran yang disampaikan Pengamat Hama Penyakit. (BE.13)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Audiensi Kepala Dinas (Kadis) Pertanaian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima, yang didampingi oleh Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Ilham...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima menilai penayangan dan penyiaran debat terbuka pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bima digelar di...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.- Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima, selama tiga hari pekan ini, mulai Selasa (15/9/2015) sampai Kamis (17/9/2015), akan memeriksa sekitar 24 perangkat...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Jelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) setingkat SMP dan MTS awal bulan mei mendatang, diakui pejabat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (dikpora) Kabupaten...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten, Abdul Natsir, S.Sos, mengatakan tugas anggota legislatif dalam menyerap aspirasi masyarakat tidak dibatasi oleh...