Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Deflasi Gabungan Mataram dan Bima 0,48 Persen

Mataram, Bimeks.-

    Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat angka deflasi gabungan Kota Mataram dan Bima, pada Oktober 2012 mencapai 0,48 persen karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan.

     “Angka 0,48 persen itu cukup lumayan untuk ukuran deflasi. Terjadinya deflasi mungkin disebabkan adanya upaya progresif dari pemerintah daerah untuk menekan inflasi yang tahun ini polanya berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Kepala BPS NTB H Soegarenda, di Mataram, Kamis.
     Beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi di Kota Mataram kata dia, seperti tongkol pindang sebesar minus 0,3124 persen, tomat sayur sebesar minus 0,0574 persen, bahan bakar rumah tangga minus 0,0542 persen dan kangkung minus 0,0446 persen. 

     Sementara di Kota Bima, yakni komoditas kakap merah sebesar minus 0,1405 persen, kacang panjang minus 0,1150 persen, tomat sayur 0,0898 persen, daging ayam ras 0,0810 persen dan cabai merah minus 0,0669 persen.

      Dengan laju deflasi sebesar 0,48 persen, kata Soegarenda, Kota Mataram dan Kota Bima mengalami penurunan indeks harga konsumen (IHK) dengan tahun dasar 2007 = 100 dari 146,87 pada September 2012 menjadi 146,16 persen pada Oktober 2012.

     “Dengan angka indeks tersebut, maka laju inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima tahun kalender (Oktober 2012-Desember 2011) mencapai 3,52 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (Oktober 2012-Oktober 2011) mencapai 6,48 persen,” katanya.

     Jika dirinci menurut kota-kota IHK di NTB, kata dia, Kota Mataram mengalami deflasi pada Oktober 2012 sebesar 0,46 persen, dan laju inflasi tahun kalender (Oktober 2012-Desember 2011) sebesar 3,63 persen, sedangkan laju inflasi tahun ke tahun Kota Mataram (Oktober 2012-Oktober 2011) sebesar 6,72 persen.

     Sementara Kota Bima mengalami inflasi pada Oktober 2012 sebesar 0,55 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 3,13 persen, sedangkan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 5,61 persen.

     Soegarenda juga menyebutkan, pada Oktober 2012, dari 66 kota yang menghitung IHK, tercatat 37 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,97 persen dan terendah di Kota Kediri sebesar 0,01 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 2,44 persen dan terendah di Kota Madiun sebesar 0,01 persen.
     Untuk Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dari lima kota yang menghitung IHK tercatat dua kota mengalami inflasi, yaitu Kota Maumere sebesar 0,66 persen dan Kota Denpasar 0,41 persen.
     “Sedangkan tiga kota lainnya mengalami deflasi, yaitu Kota Mataram sebesar 0,46 persen, Kota Bima 0,55 persen dan Kota Kupang 0,44 persen,” katanya. (ant)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...

CATATAN KHAS KMA

ADALAH Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) NTB pada 7 Desember 2019 lalu, mencanangkan gerakan Save Teluk Bima. Kegiatan dua hari itu, menjadi heboh...