Kota Bima, Bimakini.com.- Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maronci Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur menggarap demplot padi organik. Demplot itu merupakan kerja sama Lembaga Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
Denplot seluas tiga are itu sebagai ujicoba tanaman padi menggunakan pupuk organik. Kini memasuki tahap panen yang disaksikan mahasiswa Unram, Selasa (27/11).
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima, Ir. Darwis, mengatakan, denplot itu menggunakan areal terbatas milik Ketua Gapoktan Maronci Kelurahan Dodu, M .Yasin Ishaka. Ini dilakukan sebagai ujicoba tanaman padi menggunakan pupuk kandang ditambah pupuk urea dan NPK dalam jumlah yang kecil.
Ujicoba penggunaan pupuk kandang (organik) itu diharapkan dua hingga tiga tahun mendatang kesuburan tanah akan terjaga dan dapat dipertahankan kembali sebagaimana keadaan semula.
“Tentu saja kita harapkan produksi hasil pertanian meningkat dan kesuburan tanahpun tetap terjaga dengan baik,” ujarnya di Kelurahan Dodu, Selasa.
Tanaman padi itu, kata dia, menggunakan bibit Inpari I. Ujicoba itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani dengan menggunakan pupuk urea dan NPK (unorganic) yang dihasilkan oleh pabrik. Padahal, pupuk itu dalam jangka waktu lama dapat merusak kesuburan tanah.
Padahal, kata dia, banyak pupuk organik yang dibikin masyarakat melalui kotoran hewan, seperti Bokasi dan pupuk kandang itu tidak merusak unsur hara dalam tanah, meski diakui kadar urea dan NPK tetap digunakan, tetapi dalam jumlah kecil. “Hasilnya juga tidak mengecewakan dan hasilnya tidak jauh dengan menggunakan pupuk unorganik,” katanya.
Selain itu, katanya, ada denplot jagung manis dan sayur-sayuran organik yang diujicoba oleh Kelompok Tani Diwu Monca Kelurahan Lampe. Tanaman jagung manis sudah tiga kali panen. Cara penanamannya dilakukan secara bertahap, sehingga saat panen juga secara bertahap.
“Kini jagung manis organik itu sudah tiga kali dipanen. Hanya selang dua minggu dipanen sesuai pengaturan waktu menanam, sehingga panel dilakukan secara terus-menerus,” katanya.
Saat ini, katanya, hasil panen jagung manis Kota Bima dirasakan peserta yang mengikuti pertemuan APEKSI di Paruga Nae. Bahkan, soal pemasaran tidak ada masalah meski dalam jumlah yang banyak. Sudah beberapa pembeli dari luar daerah siap menampung hasil produksi jagung manis di Kota Bima. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.