Pemerintah Kota (Pemkot) Bima mengelaim telah mampu menurunkan angka kemiskinan, bahkan hingga menjadi terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Angka terendah itu tercatat sejak tahun 2009 hingga tahun 2011.
Tahun 2009 tercatat sebesar 13,65 persen, pada tahun 2010 sebesar 12,8 persen dan tahun 2011 sebesar 12,68 persen. Terpaut jauh dengan daerah lainnya di NTB.
Bahkan, pada tahun 2010 dan 2011, Kota Bima telah melewati standar angka kemiskinan yang ditargetkan oleh nasional yakni sebesar 12,96 persen. Tentu saja pencapaian yang perlu diapresiasi. Aspek kemiskinan, selain kebodohan, adalah musuh utama yang mesti dientaskan dan diperangi karena sangat berbahaya. Dalam pesan agama, kemiskinan bahkan bisa menggiring pada kekufuran. Apalagi, ada yang mencurigai agresivitas “pihak lain” yang mencoba menukarkan keimanan kaum miskin dengan rayuan materi.
Mesti terus diingatkan, bahwa pembangunan tidak hanya soal fisik belaka. Ia melingkupi banyak dimensi, misalnya nonfisik, pemberantasan kemiskinan, kebodohan, dan penegakkan keadilan. Ada yang menyatakan pembangunan pada suatu tahapan tertentu meliputi tiga hal, yakni seberapa besar penurunan level pengangguran yang dicapai, seberapa angka kemiskinan mampu ditekan, dan performa keadilan yang dipraktikkan. Dari kriteria itu, jika menurun bahkan statis, maka divonis sebagai kegagalan pembangunan (pada periode tertentu).
Kemiskinan di Kota Bima kita mampu ditekan serendah mungkin. Satu di antara yang bisa dilakukan adalah kecermatan mengelola dana pembangunan dan terus mencari terobosan untuk memberdayakan masyarakat miskin. Atau keberpihakan terhadap masyarakat miskin bisa diekspresikan oleh pemerintah (pejabat) dengan program ril yang menyentuh aspek kehidupan mereka, bukannya memerdayainya dan menjadikan data-data kemiskinan itu untuk kepentingan sempit.
Komitmen terhadap pemberantasan kemiskinan mesti terus digelorakan, mengurai belitan kehidupan mereka dengan upaya nyata. Namun, tidak boleh dimanjakan dengan cara “terus memberi ikan, tetapi menyediakan pancing” agar semakin berdaya berdiri di atas kemampuan mereka sendiri, berdikari. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.