Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Trend Massa Brutal

Ada peristiwa penting nan menguatirkan yang mewarnai Kecamatan Sape akhir tahun 2012 dan awal 2013. Dua korban bersimbah darah di lokasi kejadian karena kasus pembacokan.

Mereka adalah Arjuna dan Salahudin, keduanya warga Desa Naru Barat Kecamatan Sape. Kasus Arjuna terjadi di Parangina, sedangkan Salahudin ambruk saat acara malam pergantian tahun baru di Kabupaten Sumba Timur NTT. Imbasnya adalah perusakan rumah oknum para pelaku plus keluarganya. Kasus ‘bumihangus’ Godo pun demikian, dipicu agresivitas massa pascapembunuhan warga yang diduga menyantet.   
    Fenomena kasus seperti itu pantas dikuatirkan karena sangat berbahaya bagi jaminan stabilitas. Mereka yang diidentifikasi pembunuh diuber massa, rumahnya pun diobrak-abrik. Bahkan, dibakar tanpa halangan. Massifitas perilaku itu menggambarkan kurang berwibawanya hukum di mata masyarakat. Atas nama massa, kelompok warga bisa melabrak apa saja dengan dampak yang besar pula. 
Satu-satunya aspek yang perlu ‘diapresiasi’ untuk kasus Sape adalah tidak meng-generalisasi masalah dan hanya fokus pada mereka yang berhubungan dengan kasus dan keluarga dekatnya. Melokalisasi persoalan. Namun, meskipun skalanya tidak meluas, tetap saja menantang hukum. Tentu saja tindakan seperti ini harus dihentikan, karena membangun ‘budaya kekerasan’ yang berlindung dibalik massa.
Kita mengingatkan pola agresivitas massa, seperti contoh dua kasus di Sape dan Godo itu, mesti menjadi bahan pencermatan aparat hukum sebagai langkah preventif dan antisipatif. Masalahnya, kecenderungan pengulangan kasus sangat tinggi melihat potensi pola perilaku masyarakat, sehingga harus ada upaya keras menahan laju pergerakannya. Memasuki tahun 2013, kita mengharapkan tidak lagi muncul kebrutalan atas nama massa. Jika pun ada yang terjebak kasus seberat apapun, maka pertanggungjawaban hukumnya yang diminta terhadap oknum. Melabrak sesuaatu di luar  itu adalah ekspresi penantangan terbuka terhadap wibawa hokum yang seharusnya dijunjung tinggi.
Sekali lagi, jika gerakan massa brutal itu tidak dihentikan, maka warna kekerasan di Dana Mbojo bakal tidak terbendung. Tidak hanya di Sape dan Godo…(*) 
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.com.- Konflik antarsimpatisan Paslon  saat berkampanye, dinilai karena masih memakai pola mobilisasi massa untuk mengukur adanya pendukung. Semestinya cara mobilisasi tersebut tidak relevan...

Politik

Bima, Bimakini.com- Pasangan calon (Paslon)  Hj Indah Damayanti Putri-Dahlan blusukan ke Kecamatan Donggo, Kamis (3/9/2015). Mereka dijemput massa pendukung di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Rumah warga Desa Lanta Kecamatan Lambu, Karim Ama Kasa (60), dirusak massa. Perusakan terjadi pukul 23.40 WITA, Kamis lalu lantaran petani itu...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.- Peran anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima dalam mengawal proses pembangunan, dipertanyakan oleh massa Masyarakat Untuk Transparansi daerah (Matanda) Bima...

Politik

Kota Bima, Bimakini.com. Sejumlah caleg di Kota Bima diberi peringatan oleh Panwaslu Kota Bima karena melakukan kampanye di luar jadwal. Mereka melakukan kampanye dengan...