Membahas lingkungan hidup ketika musim hujan seakan menemukan semangat lain. Meskipun maknanya tidak sesempit itu. Lingkungan hidup adalah penopang kehidupan manusia sehingga kelestarian dan kebersihannya mutlak dijaga dan diupayakan. Paling tidak ada dua hal yang mengental, yakni maksimalisasi upaya mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi kehidupan dan kesadaran manusia.
Upaya dan kesadaran yang dimulai dari perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat. Aspek ini penting karena pandangan manusia terhadap lingkungan akan menentukan arah pergerakannya. Jika Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu memfokuskan program meningkatkan dan menjaga lingkungan hidup yang dimulai dari pola pikir, itu adalah langkah tepat. Percuma saja menyosialisasikan pentingnya lingkungan hidup dengan mulut berbusa-busa jika persepsi masyarakat masih keliru. Percuma saja membuat banyak papan imbauan dan dipancang pada tempat-tempat strategis kalau kesadaran masih saja rendah.
Meski demikian, pembagian tempat pembuangan sampah pada beberapa lokasi strategis, sekolah, perkantoran, dan pertokoan tetaplah penting. Demikian juga pengadaan kendaraan pengangkut sampah. Lebih dari itu, aspek manusia sebagai ‘kunci’ lingkungan hidup harus terus digugah agar bereaksi secara tepat terhadap berbagai dimensi yang berubah.
Penanganan lingkungan hidup merupakan variabel penting bagi manusia untuk mendukung kehidupan. Berada pada lingkungan yang tidak nyaman akan memenggaruhi suasana batin manusia. Lingkungan hidup yang sudah amburadul dalah bencana. Oleh karena itu, selalu diperlukan semacam ‘jihad lingkungan’ untuk memastikan bahwa manusia bisa terus mengembangkan kehidupannya.
Hanya saja, jangan sampai respons kita terhadap persoalan lingkungan jangan sampai muncul saat musim hujan saja. Karena dimensi lingkungan hidup tidak hanya sebatas itu. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.