Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Menggebrak Pasar

 

Saat musim hujan, selalu saja lirikan publik mengarah pada kondisi pasar raya Bima. Dalam berbagai aspeknya. Becek, sampah, aroma busuk, dan sejumlah ketidaknyamanan lainnya tersuguhkan. Panorama rutin tahunan yang menyesakkan dada. Bahkan, sebagian dari para penjual memakai sepatu yang menutup hingga lutut untuk kelancaran mobilitas dan interaksi. 

Ada yang menggelitik tajam, kalau bukan suasananya seperti itu bukan pasar namanya. Tidak saja di Bima, Dompu, atau NTB, tetapi juga daerah lainnya. Sudah lama pasar identik dengan ketidaknyamanan. Lalu tidak bisakah idealitas itu diwujudkan? Tentu saja bisa, namun di situlah tantangannya. 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sorotan terhadap pasar raya Bima diekspresikan oleh kelompok pemuda yang menamakan diri Gerakan Rakyat Kota (Gebrak) Kota Bima. Suatu komunitas yang merisaukan areal urat nadi perekonomian itu terabaikan penanganannya. Pasar, terutama yang menyediakan bahan untuk kebutuhan konsumsi harian, sangat penting dijaga kebersihan dan kenyamanannya karena berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Apa jadinya jika tempat transaksi makanan dan minuman itu tidak higienis, pasti berpengaruh  terhadap tubuh. 

Gugatan Gebrak itu sejatinya dimaknai sebagai ekspresi rasa memiliki kaum muda terhadap fasilitas penting bagi penopang roda perekonomian. Karenanya, mesti mampu menggugah kesadaran pihak yang berkompeten dan para pelaku pasar untuk upaya pembenahan. Ke depan, penataan diharapkan untuk kehadiran suasana berbelanja yang lebih ramah dan nyaman. Tidak saja untuk kebutuhan pasar raya Bima saat ini, tetapi juga bagi rancangan  pembangunan baru jika memang sudah ada diagendakan. Kita mendambakan pasar yang mampu menghadirkan rasa betah saat berada di dalamnya.   

Kritik terhadap suasana dan pengelolaan pasar seperti yang disuarakan Gebrak, mesti mampu mengilhami untuk perbaikan. Merancang konsep pasar yang lebih ramah, memaksimalkan potensi retribusi, dan penyuluhan tiada henti kepada para pelaku pasar.  Sejauh ini,  pasar yang representatif dalam berbagai sisi masih jauh dari harapan. Namun, setidaknya ada lecutan baru yang lebih keras untuk mengupayakan pembenahan yang lebih berarti. Bukankah akan menjadi kebanggaan seandainya pasar raya Bima dikenal luas karena ‘suasananya menggoda’.  Bak berada di tengah taman dengan sejuta aroma bunga harum mewangi? Semoga. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait