Connect with us

Ketik yang Anda cari

Politik

Masyarakat Mulai Apatis soal Pemilukada

Kota Bima, Bimakini.com.-  Masyarakat Bima saat ini dmulai apatis terhadap  momen pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada). Kondisi itu muncul, karena tidak pernah melihat ada perubahan berarti ketika pergantian kepemimpinan. Akibatnya, masyarakat “tutup mata” terhadap latarbelakang calon dan justru melihat siapa yang banyak uang.

Kenyataan ini jika dibiarkan, kata Koordinator Program Solidaritas untuk Demokrasi (Solud) Bima NTB, Anas HZ, akan memrihatinkan. Untuk itu pendidikan politik harus terus diberikan,  di antaranya oleh elemen masyarakat sipil.
Dikatakannya, apa yang dilakukan oleh Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (GEMA PIS) sebagai upaya membangun kesadaran politik.
Tanggungjawab pendidikan politik lebih besar tertumpu pada pasangan calon dan juga tim sukses. Pencerahan politik yang disampaikan kepada masyarakat oleh calon adalah dengan menyampaikan visi-misi dan program membangun daerah.
“Namun  tentunya intensitas calon untuk turun sendiri, tidak seperti tim sukses sebagai ujung tombak pemenangan,” katanya kepada Bimakini.com di sekretariat Solud, Senin (25/3).
Tim sukses pun, kata dia, harus disuluh soal pendidikan politik. Tidak sekadar memberi iming-iming kepada masyarakat atau memberikan uang. “Iming-iming dan janji-janji sesuatu adalah pembodohan  kepada masyarakat,” katanya.
Pengalaman setiapkali Pemilu, kata Anas, telah memberi pembelajaran dan pengetahuan bagi masyarakat.  Akibatnya, masyarakat apatis, karena tidak ada perbahan berarti bagi mereka. Opini yang masyarakat terima, justru tentang calon A atau B yang banyak dan sedikit uang.
“Masyarakat akhirnya tidak peduli dengan latar belakang calon, apakah bersih atau tidak. Pikiran yang muncul berapa yang bisa diberikan saat pemungutan suara,” katanya.
Jika semua calon berfikir dan memiliki komitmen moral sama memberi pendidikan politik pada masyarakat, maka mengurangi biaya politik. Apalagi informasi yang diperolehnya, sudah ada calon yang mengeluhkan minimnya biaya politik yang dimilikinya. “Calon harus memahami hakikat demokrasi. Masyarakat harus didorong menolak politik uang dan menyodorkan kontrak politik,” ujarnya. (BE.16)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Ratusan warga Kelurahan Jatibaru bertemu Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman, SE, di kediamannya kompleks perumahan Sadia, Minggu pagi. Mereka...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.-      Pemerintah Kabupaten Bima sudah menerapkan lima hari kerja sejak sebulan terakhir. Pemantauan terhadap kepatuhan Satuan Kerja Perangkat daerah dan Unit Pelaksana ...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Pendukung pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bima, Indah Damayanti Putri dan Dahlan M Noer, memadati arena  rapat terbuka di lapangan...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kondisi kekinian roda pemerintahan Kabupaten Bima dinilai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bima, Ady Mahyudi-A Zubair, merosot. Hakikat  pemerintah menjadi pelayan bagi...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kampanye terbatas tahap  kedua di Kecamatan Langgudu,  Minggu (11/10/2015), dilakukan pasangan calon (Paslon) Bupati/Wakil Bupati Bima, Syafrudin- Masykur (Syukur). Didesa setempat, mereka...