Bima, Bimakini.com.- Pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Juli 2014 semakin dekat. Beragam pula masyarakat Indonesia merespon pelaksanaan Pemilu ini. Termasuk di kalangan umat Islam. Peran politik umat Islam dalam menyukseskan suksesi kepemimpinan sangat penting. Setiap pilihan dan suara yang diberikan dalam Pelaksanaan Pemilu akan memengaruhi kondisi bangsa ini.
Untuk itu, Masyarakat untuk Transparansi Daerah (MANTANDA) Bima, menggelar Dialog Keumatan dengan tema “Penguatan Kesadaran Politik Masyarakat Dikalangan Umat Islam Jelang Pilpres 2014”. Kegiatan yang akan dilaksanakan, Selasa (24/6/2014) bertempat di aula SMKN 3 Kota Bima. Menghadirkan narasumber, Direktur PUSKAB NTB, Muhammad Tahir Irhas, SAg, MPd, Ketua HTI Bima, Muhammad Ayyubi, Drs Syach Fahhurrahman, MH, dan Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Bima, H Sumarsono.
Direktur MANTANDA Bima, Amiruddin mengatakan masih adanya perbedaan dalam merespon Pemilu sebagai proses demokrasi menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu forum diskusi membahas berbagai topik di kalangan umat Islam penting dilakukan.
Dikatakannya, praktek demokrasi memang belum memuaskan banyak pihak. Namun pembenahan dan perbaikan juga urgen, agar lahir proses Pemilihan yang lebih baik. “Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini, peningkatan partisipasi masyarakat penting, termasuk umat Islam, karena ini akan mementukan warna dan nasib bangsa kedepannya,” ujarnya.
Diakui, saat ini masih ada yang menolak sistem Pemilu karena dinilai tidak bersumber dari nilai Islam. Hal itu bisa saja ditimbulkan karena sikap apatis dengan kondisi bangsa dan pemerintahan yang cenderung korup. Kini perang terhadap korupsi gencar dilakukan oleh banyak elemen, sebagai kejahatan kemanusiaan.
Kegiatan ini, kata Amirudin, untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman mengenai ajaran-ajaran Islam yang terbuka, plural, dan egalitarian. “Sehingga partisipasi politik pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden meningkat dan juga mereduksi potensi konflik di daerah,” ujarnya.
Kegiatan yang didukung oleh Relawan Perdamaian (Redam) ini, kata Amirudin, mengundang berbagai elemen hadir dalam dialog tersebut. Diharapkan proses politik akan melahirkan pemimpin yang bersih, berwibawa, menegakkan keadilan dan memberantas korupsi. (BE.16)