Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Islam itu Toleran, ISIS Bisa Mengancam

Bima, Bimakini.com,-Islam sesuangguhnya agama yang sangat toleran. Bahkan, Islam adalah agama yang menyelamatkan, bukan sebaliknya merusak. Al-Quran  memberikan konsep moral yang baik sebagai panduan kehidupan sehari-hari.

“Konsep Al-Quran tentang agama adalah bagiamana menberikan konsep yang baik dan benar. Islam sangat mmenghargai pluralisme,” ujar Wakil Ketua MUI Kota Bima, H Muhammad Adnin, SQ, MPdI, saat acara dialog “Paham ISIS dan Ancaman Terhadap Keutuhan NKRI” yang diadakan PUSKAB NTB di aula SMKN 3 Kota Bima, Selasa (26/8).

Kehadiran  ISIS, dinilainya bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Pluralisme sendiri adalah bagaimana membangun kebersamaan. “Tetapi, sekarang makna plural ditunggangi oleh kaum yang mempunyai kepentingan, sehingga memecahkan dan memberikan pemahaman yang salah pada orang banyak,” ujarnya.

Memahami Al-Quran, kata dia, tidak boleh setengah-tengah. “Memahami Islam jika setengah-tengah, maka akan terjadi tindikan yang salah. Sebaliknya jika memahami Islam secara totalitas maka akan menemukam kehidupan yang layak dan baik,” terangnya.

 Akademisi, Alfin Syahrin, SAg, MSi,  menilai konsep khilafah yang ingin dikembangkan di Indonesia bertentangan dengan nilai yang dianut, karena Indonesia juga sangat menghargai nilai kebudayaan. “Kelompok radikal seperti ISIS sebagai upaya kelompok oposisi melawan pemerintah. ISIS secara eksentesi membahayakan untuk masa depan,” ujarnya.

Namun, kata dia, jika dikaitkan di Indonesia, maka akan sulit berkembang, karena masyarakat Indonesia sangat menjujung tinggi nilai kebudayaan. “Kita sangat kental dengan budaya Timur, sehingga sulit ISIS untuk berkembang. Tetapi, ada hal yang harus diantisaipasi oleh pemerintah jika dalam pengambilan keputusan yang merugikan masyarakat bawah maka dengan mudah daan tumbuhnya ISIS,” ujarnya.

  Direktur PUSKAB NTB, M Tahir Irhas, SAg, MPd, mengatakan dialog inidilaksanakan agar ada kesepahaman dalam memandang ISIS yang saat ini mulai muncul di Bima.  Masyarakat juga diharapkan tidak melakukan tindakan diskriminatif dan anarkis. “Diskusi keagaman perlu terus dibangun untuk meningkatkan ukhwah Islamiyah, sekaligus menangkalkan gerakan ISIS,” ujarnya.

Ketua Panitia, Mulyadin, mengatakan dua narasumber yang diundang, tidak hadir, yakni perwakilan Jamaah Ansyarut Syariah (JAS) Bima dan Kepolisian. Meski demikian, dialog ini diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai gerakan yang mengancam keutuhan NKRI.(BE25)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait