Bima, Bimakini.com.- Kualitas pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bima, tidak saja ditentukan oleh tingkat partisipasi, namun ditentukan kecerdasan dalam memilih. Pemilih cerdas itu, tidak sekedar tahu, tapi memahami apa visi-misi serta program mereka. Hal itu mengemuka pada Talkshow BimaTV dengan tema “Menjadi Pemilih Cerdas dan Hebat”, Kamis (19/11/2015).
Talkshow yang menghadirkan narasumber Direktur Rumah Cita, Muhammad Yunus dan Akademisi STISIP Mbojo Bima, Yan Suryadin, MSi. Narasumber yang batal hadir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima. Hadir juga sejumlah audiensi mahasiswa dari perguruan tinggi di Bima.
Yan Suryadin mengatakan untuk menjadi pemilih cerdas, maka harus mengenal calon. Dari kenal kemudian suka. “Suka itu bisa karena mengetahui secara dalam visi, misi dan program. Apa yang akan dilakukan calon itu lima tahun kedepan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Tahapan pertama dalam Pilkada, kata dia, orang yang dicalonkan harus diketahui orang lain. Sosialisasi menjadi hal penting, agar pemilih mengetahui sosoknya. “Orang diketahui bisa karena melakukan hal positif atau negatif. Tahapan selanjutnya dari tahu ke suka. Tidak semua yang dikenal disukai,” terangnya.
Disinilah, kata dia, pentingnya bagaimana mendorong masyarakat agar menjadi pemilih cerdas. Bagi pemilih, apa sih yang dicari dari calon tersebut. “Misalnya, apakah mencari pasangan calon yang pro kemiskinan atau pro pertanian, pro pendidikan berkarakter,” ujarnya.
Direktur Rumah Cita, Muhammad Yunus, mengatakan salah satu perangkat yang dimiliki pasangan calon untuk mencerahkan pemilih adalah tim sukses. Namun menjadi pertanyaan, apakah semua tim memahami atau mengenal visi-misi dan program calon yang diusungnya.
“Menjadi masalah ketika tim tidak mengetahui secara utuh visi-misi serta program calon yang didukung. Jika kenyataan ini muncul, maka diragukan bagaimana bisa mencerahkan pemilih agar menjadi pemilih cerdas atau rasional,” katanya.
Yunus mengaku pernah melakukan pemetaan ditengah masyarakat, terutama dipedesaan. Mereka yang jauh dari akses informasi tentang perkembangan Pilkada, tidak mengenal penuh semua pasangan calon. “Bahkan saya menemukan banyaknya pemilih mengambang atau mereka tidak mengenal semua calon dengan baik,” ujarnya.
Meskipun, kata dia, tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada penyelenggara Pemilu. Dibutuhkan juga peran stakeholder lainnya untuk mendorong kualitas Pilkada. “Kita berharap masyarakat tidak menjadi pemilih tradisional atau pemilih buta terus, tapi meningkatkan kualitas pengetahuannya terhadap pasangan calon,” ujarnya.
Rumah Cita, kata Yunus, bekerjasama dengan Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas, sudah mengagendakan sejumlah kegiatan. Diantaranya Dialog Mimbar Demokrasi, Aksi Damai, Roadshow ke sekolah dan kegiatan lainnya. “Kami berharap semakin banyak elemen sipil terlibat mendorong peningkatan kualitas Pilkada,” terangnya.
Hal lain yang mengemuka dalam Talkshow tersebut, mengenai potensi konflik Pilkada. Konflik sendiri adalah keniscayaan, namun adanya sikap yang tidak menghargai pilihan orang lain, karena belum memahami sebagai hak asasi manusia. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.