Bima, Bimakini.com.- Persiapan prosesi Penobatan Jena Teke Kesultanan Bima digelar Minggu (21/08) di kediaman Ina Ka’u Mari. Rapat seksi upacara itu dipimpin Drs H Hasanuddin Wahid.
Saat itu, hadir Sekretaris Drs Aris Gunawan, dan Ketua Panitia, Abdul Karim Azis, SH.
Lalu apa saja hasilnya? Gambaran prosesi berdasarkan hasil rapat itu dijelaskan oleh anggota Panitia Bagian Publikasi dan Dokumentasi, Ruslan, SSos, berikut ini.
Prosesi akan diawali silaturahmi calon Jena Teke ke Ncuhi Dara pada Jumat (16/09) sore. Hari Minggu (18/09) pukul 08.30 WITA, rombongan Jena Teke berjalan kaki mulai dari Pasar Bima (pasar tengah) di kampung Sumbawa menuju Istana Bima.
Jena Teke diapit oleh Imam Kesultanan dan Penghulu Melayu, keluarga Istana dan rombongan penghulu Melayu, barisan rimpu dan masyarakat.
Lalu prosesi diawali untaian doa dari Imam Kesultanan Bima. Urutan rombongan Jena Teke adalah Voreijders Kepolisian, pasukan berkuda Kesultanan, bendera dan lambang kesultanan, tarian Soka dan Buja Kadanda, Pasukan Suba (Suba Ngaji, Suba Monca, dan Suba Tolo Tui). Selanjutnya, barisan rimpu, masyarakat dan ditutup oleh barisan hadrah rebana.
Rute perjalanan adalah dari pasar Bima belok kiri dari arah Traffic Light menuju perempatan toko Antara. Kemudian belok kanan menuju Lare-Lare Asi Mbojo. “Pada setiap perempatan akan disambut atraksi hadrah rebana dan kareku kandei,” kata pria yang akrab disapa Alan Malingi ini melalui email, Senin.
Sambil menunggu kehadiran rombongan Jena Teke, berbagai atraksi kesenian tradisional Mbojo akan ditampilkan untuk menghibur para undangan di halaman Asi Mbojo. Satu di antaranya tarian masal yang melibatkan 100 orang penari dari Sanggar Paju Monca Kota Bima.
Ketika rombongan Jena Teke mendekati Lare-Lare, akan disambut atraksi hadrah rebana dari dua arah yaitu dari sebelah Utara dan Selatan jalan di depan Lare-Lare. Kemudian rombongan disambut oleh Bumi Renda (Panglima Perang Kerajaan), penari Sere dan Tari Wura Bongi Monca. Rombongan Jena Teke selanjutnya diantar menuju pelataran Asi Mbojo.
Acara dimulai oleh MC yang diawali pembacaan Kalam Ilahi, doa, pengantar Majelis Adat Dana Mbojo. Detik-detik penobatan akan diawali suara Silu Asi (Silu Istana), lima kali pemukulan gong dan disambut pemukulan lonceng Lare-lare sebanyak 7 kali.
Masih pemaparan Ruslan, penobatan diawali atraksi Mihu oleh Bumi Renda sebagai laporan bahwa upacara segera dimulai. Selanjutnya Pabule yang berisi atribut kerajaan (Mahkota dan Keris Samparaja) ditandu dari Asi Bou (Istana Kayu) menuju tempat upacara diiringi bunyi Gendang Ranca Na’e Kesultanan Bima.
Bumi Partiga dan Ketua Majelis Adat Dana Mbojo mengambil tempat duduk. Acara dilanjutkan dialog dan nasehat dengan untaian pantun Bima (Patu Ngoa ra Tei) antara Majelis Adat dengan Jena Teke, para Ncuhi dan Jena Teke.
Kemudian pemasangan Mahkota Kerajaan dan penyematan keris Samparaja kepada Jena Teke diiringi pekikan Allahu Akbar dan Salawat Nabi Muhammad SAW. Dilanjutkan atraksi Makka dan senandung Kande yang berisi nasehat dan petuah untuk Jena Teke. Rangkaian prosesi akan ditutup dengan Tarian Sampari dan Lenggo. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.