Bima, Bimakini.- Seperti diduga sebelumnya, potongan tubuh tanpa kepala yang ditemukan di kawasan pantai Ule adalah Husen Landa, warga RT 07 Kelurahan Nae Kecamatan Rasanae Barat. Selasa (27/09/2016) malam, jasadnya divisum di RSUD Bima. Korban dimakamkan Rabu pagi di pekuburan umum setempat.
Pengojek itu dikenal baik dan ramah oleh tetangganya. Suka membantu sehingga kepergiannya mengagetkan. Kesedihan membaluti anak dan keluarganya.
(Baca: Sedang Foto, Tiga Remaja Temukan Potongan Mayat tanpa Kepala)
Bagaimana sosok keseharian Husen diungkapkan Miftah, tetangga korban. “’Kami sedih. Dia pria yang baik, selama ini sangat rajin membantu kami sebagai tetangga. Dimintai bantuan apa saja, almarhum tidak pernah menolak,’’ katanya, Rabu.
Menurut Miftah, Husen sehari-harinya pengojek. Tetangga selalu meminta bantuan, termasuk mengantar anak-anak. Husen juga pandai menghibur. Saat ada kegiatan di Kampung Nae, Husen selalu ada sejak awal kegiatan hingga akhir. Ada-ada saja yang dilakukannya, mulai dari membantu persiapan, hingga menghibur warga. “Dia kadang bernyanyi dan menghibur kami,’’ ujar warga setempat.
Terakhir, ketika hadir menghibur saat acara jalan santai yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Kelurahan Nae, beberapa pekan lalu.
Lurah Nae, Ichwanul Muslim J Landa, dalam akun Facebook musibah yang menimpa warganya. “Saya mendengar khabar warga yang meninggal dengan cara mengenaskan. Dia baru saja menghibur warga lain secara luar biasa akhir2 ini, termasuk saya,’’ tulisnya.
Dia mengaku begitu kehilangan. ‘’Kami ditinggal olehnya untuk selamanya. Kepada seluruh warga terutama keluarga saya menghimbau agar ikhlas untuk menerima ini,’’ tulisnya lagi.
Kepada warga dan keluarga dia meminta agar menahan diri. ‘’Percayakan kepada penegak hukum untuk mengurai misteri kematiannya sembari terus berdoa agar sesegera mungkin bisa mengungkap tragedi yang sangat tragis ini,” pintanya.
Lurah juga meminta jangan bereaksi berlebihan jika mendengar isu, desas-desus yang belum bisa dipertanggungjawabkan soal pelakunya. Serahkan saja sepenuhnya kepada Sang Khalik dan aparat penegak hukum.
Dia percaya seluruh warga mampu mengendalikan emosi demi penciptaan kondusivitas dan rasa tenteram yang selama ini terpelihara dan terjaga. “Semoga keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran dan ketabahan dan almarhum dalam keadaan khusnul khatimah,’’ tulisnya lagi.
Warga Nae, Fathur, yang dihubungi mengaku sehari-hari Husen sebagai pengojek dan hidup bersama seorang anaknya. Istrinya sudah meninggal beberapa tahun lalu.
“Dari kegiatan ojek itulah untuk menghidupi keluarganya,” katanya di Nae, Rabu pagi.
Fathur menyayangkan kejadian itu dan tidak mengetahui pasti apa penyebab serta motifnya. Jenazah dikenali oleh keluarganya setelah melihat sepatu dan pakaiannya. “Sehari-hari memang memakai sepatu kalau keluar mengojek,” akuinya.
Dia tidak mengetahui mengenai sepeda motor yang digunakannya, karena hingga kini belum diketahui keberadaannya. (BK21/BKE22)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.