Kota Bima, Bimakini.- Dua alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) berkunjung ke redaksi Bima TV. Keduanya adalah Sari Noviana dan Subhan Yusuf. Dua orang ini merupakan putra-putri pilihan yang mendapat kesempatan untuk mengunjungi Amerika Serikat selama lebih kurang satu bulan. Mereka bertemu banyak orang dan lembaga dengan profesi dan konsentrasi berbeda-beda.
Sari Noviana, baru dua hari lalu balik dari Amerika, mengunjungi sejumlah negara bagian di negeri Paman Sam itu. Sedangkan Subhan Yusuf, berkunjung ke Amerika pada 2014 lalu karena dedikasinya atas apa yang dilakukan bersama Fitua Institute Bima. Sari walau putri Bima, tetapi saat ini sedang mengabdi di Univwrsitas Teknologi Sumbawa (UTS), di Sumbawa Besar. Sari mengunjungi Washington, D.C., Raleigh (North Carolina), Austin (Texas), dan Portland (Oregon). ”Temanya Promoting Science Technology and Innovation Development dengan topik STEM yaitu Science Technology Engineering Mathematics and Incubation. Sementara Subhan mengenai good governance and decentralization, promoting good governance and decentralization.
Keduanya mengaku senang bisa mengunjungi Amerika karena bisa menambah wawasan. Sari mengakui melihat Amerika sebagai dua sisi mata uang tidak dipisahkan antara Amerika dengan warga negaranya yang humanis, dengan negara sebagai pengambil kebijakan. Banyak negara lain menganggap apa yang dilakukan oleh negara itu terlampau banyak mencampuri dan menguasai bangsa lain dengan politik luar negerinya. ”Bagi saya dua hal itu adalah hal yang berbeda, dalam kita memandang Amerika. Berhubungan dan berinteraksi dengan warga negara Amerika, itu satu hal yang menyenangkan karena mereka begitu ramah, sopan, dan sangat menghargai pluralisme. Mereja tidakpeduli dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika dengan poltiik luar negerinya. Tetapi soal politik luar negeri pemerintah Amerika, juga merupakan pilihan mereka sebagai negara maju dalam mengembangkan dan mempertahankan hegemoni negara itu,” ujarnya.
Subhan Yusuf juga sangat semangat menceritakan pengalamannya selama lebih kurang sebulan berada di negara itu. ”Kita di sana tidak didikte, tetapi kita belajar dan berinteraksi. Kita sendiri yang menyimpulkan dan belajar. Apa yang menjadi persepsi kita, mereka serahkan sepenuhnya kepada kita” katanya.
Kehadiran keduanya di studio Bima TV, sekaligus untuk bertemu dengan Khairudin, M. Ali, pimpinan media itu, yang juga merupakan alumni IVLP. Khairudin menjadi tamu kegiatan itu pada 2007 lalu dan menjadi orang NTB pertama yang diikutkan dalam program bergengsi tersebut.
Pertemuan ini menjadi semacam reuni antaralumni dari Bima, sedangkan dengan sesama alumni di Indonesia, mereka tetap berinteraksi. Ada banyak hal yang mereka diskusikan, termasuk bagaimana rencana ke depan untuk bisa memanfaatkan pengalaman mereka, supaya bisa berguna bagi masyarakat Bima. ”Ini kami diskusikan juga supaya ada program yang bisa kita sinergikan. Pertemuan antaralumni ini menjadi momentum awal untuk menyamakan persepsi,” ujar Sari.
Khairudin menyambut baik kehadiran dua anak muda potensial yang dimiliki oleh Bima itu dan menawarkan kerjasama program yang bisa dilakukan dengan media massa yang dipimpinnya. ”Saya sendiri sudah lama dan hampir tidak ada hubungan lagi dengan pihak-pihak yang terkait dengan program tersebut. Awalnya seh ada komunikasi yang intensif, tetapi karena saya anggap tidak produktif, maka saya mulai menarik diri. Saya lebih suka kalau topik pembicaraannya soal apa yang bisa dilakukan bersama antardua negara ini untuk membantu ekonomi rakyat. Atau soal demokrasi misalnya, yang perlu ditingkatkan kapasitasnya,” katan Khairudin.
Menurut Khairudin, kalau topik bahasannya tidak berubah-ubah, dia mengaku tidak tertarik. ”Tidak ada kemajuan kan namanya,” katanya sambil tertawa.
Menurut rencana, dua alumni IVLP itu akan tampil di Bima TV. ”Sedang dikoordinasikan dengan produser. Semoga bisa,” ujar Khairudin. (BK.23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.