Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Rotasi, Mutasi dalam Perspektif Seorang Guru

Foto: Mutasi, Rotasi dan Promosi yang dilakukan Bupati Bima, Kamis (29/9/2016) lalu terhadap pejabat funfsional Pendidikan.

Foto: Mutasi, Rotasi dan Promosi yang dilakukan Bupati Bima, Kamis (29/9/2016) lalu terhadap pejabat funfsional Pendidikan.

Oleh: Sulistya, S. Pd. M. Pd.*)

Beberapa hari terhakhir jajaran Pendidikan di Kabupaten Bima, khususnya di medsos, diramaikan dengan berita hangat tentang rotasi dan mutasi di jajaran Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (Bimakini.com, September 29, 2016, Mutasi Jilid 2, Giliran Guru dan Kepala Sekolah, Ini Daftar Namanya). Berbagai tanggapan muncul atas kebijakan tersebut.
Hal ini mengingatkan pengalaman yang saya alami sendiri pada pertengahan tahun 2014 yang lalu. Ketika itu sebagai Kepala SMP di salah satu sekolah di Kec. Bolo, saya sedang menjalankan tugas dari Kadis Dikpora Kab. Bima bersama beberapa rekan Kepala Sekolah terpilih untuk mengikuti Diklat di Mataram, tepatnya di Hotel Teratai Narmada. Diklat tinggal beberapa hari lagi ketika ruangan “dihebohkan” dengan berita rotasi mutasi di Kab. Bima, dimana salah seorang Kepala SMP berprestasi dipindahkan menjadi guru di SMPN 3 Wera. Saya sendiri kurang begitu memperhatikan, karena masih berkonsentrasi pada kegiatan Diklat, sampai seorang rekan menanyakan kepada saya tentang berita tersebut, dan saya baru sadar bahwa yang diberitakan tersebut saya. Tidak lama kemudian saya mendapatkan telpon dari isteri bahwa ada seseorang mengirimkan SK mutasi tersebut, dan saya kemudian bisa menjelaskan kepada rekan-rekan bahwa informasi tersebut benar adanya.

Atas informasi tersebut saya dihadapkan pada dilema, antara segera pulang untuk dapat segera menjalankan tugas di tempat tugas yang baru atau menyelesaikan Diklat. Akhirnya saya memutuskan menyelesaikan Diklat, dengan menitip ijin agar dimaklumi tidak bisa langsung lapor diri ketempat tugas yang baru karena menyelesaikan tugas Diklat yang tinggal 2 hari, dan berupaya akan segera mungkin lapor diri menjalankan tugas setelah pulang Diklat.

Malamnya, saya membayangkan para siswa di SMPN 3 Wera menanti saya sebagai guru Bahasa Inggris yang baru, dengan kurikulum baru, Kurikulum 2013 yang sedikit banyak telah saya ketahui dari berbagai Diklat Baik di Mataram, di Surabaya maupun di Jogjakarta beberapa bulan sebelumnya. Demikian juga saya membayangkan akan bertemu dengan rekan-rekan guru baru, berdiskusi tentang Silabus, RPP, Proses Pembelajaran, Penilaian dan sebagainya dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Suasana yang indah, dan dinamis berdiskusi dengan rekan-rekan guru dalam posisi sebagai guru. Tak terasa  dinginya lingkungan hutan Narmada membuat saya tertidur pulas, dan ketika terbangun selimut tebal telah menghangatkan badan, (terimakasih sahabat Chaerunnas, beliau mencarikan selimut untuk saya).

Hari-hari berikutnya puluhan SMS dan panggilan telpon masuk ke HP saya, ada yang simpati, kasihan bahkan yang tidak bisa menerima dan siap membantu melalui jalur hukum. Demikian juga sepulang Diklat, rumah saya ramai, baik dari keluarga maupun rekan-rekan, yang pada dasarnya sebagian besar tidak bisa menerima SK mutasi saya.  Bahkan sebagian merasa jengkel dengan sikap saya yang menanggapi dengan santai biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada permasalahan.

Akhirnya di hadapan beliau-beliau (sanak keluarga dan rekan-rekan) saya memberikan penjelasan sikap saya atas  SK mutasi tersebut. Pertama sebagai seorang PNS saya menerima dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab, dan akan segera melaksanakan tugas sesuai yang tercantum dalam SK. Kedua, sebagai seorang guru, yang selayaknya digugu dan ditiru, terlebih telah menyandang guru teladan, guru berprestasi mulai dari Tingkat Sekolah, Tingkat Kecamatan, Tingkat Kabupaten sampai Tingkat Nasional saya akan berusaha menunjukkan jiwa besar saya, sekaligus menunjukkan bahwa bagi seorang guru Jabatan Kepala Sekolah bukanlah jabatan yang terlalu istimewa yang harus dipertahankan. Yang lebih penting adalah ingin menunjukkan bahwa profesi guru adalah profesi yang mulia, profesi yang terhormat bila dijalani secara professional. Ketiga, saya berusaha membantu terlaksananya kebijakan di bidang pendidikan agar berjalan dengan baik, dan tidak ingin membebani pengambil kebijakan dengan permasalahan baru, karena permasalahan yang ada sudah cukup kompleks. Keempat, memang saya menikmati profesi guru, di manapun ditugaskan. Mendengar penjelasan saya, yang hadir saat itu banyak yang meneteskan air mata, tenang, sekaligus bangga dengan sikap saya. Dan saya mengakhirinya dengan berpamitan untuk segera lapor diri ke SMPN 3 Wera.

Hari-hari selanjutnya saya tenggelam dalam kesibukan dan keasyikkan menikmati menjadi guru di SMPN 3 Wera mengajar Kelas VII. Di luar dugaan saya, ternyata para siswa memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Mereka dengan antusias mengikuti proses pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas dengan suasana belajar yang menyenangkan (enjoyable learning). Di samping itu bersama rekan-rekan guru kami menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPN 3 Wera yang cukup lengkap sebagai acuan dan referensi guru. Ketika ditugaskan oleh Bapak Kepala Sekolah mengikuti Diklat K-13 bagi Guru Bahasa Inggris Tingkat Prop. NTB, saya pun dengan serius mengikutinya dan menjadi salah satu peserta terbaik. Kenangan yang tak terlupakan, ketika Gunung Sangiang meletus, pagi-pagi berangkat dengan ojek, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, sampai di perbatasan Kec. Ambalawi-Wera, gunung Sangiang yang biasanya ceria menyapa, tidak kelihatan dan semakin gelap dan ternyata gunung Sangiang kembali meletus. Saya pun pulang dengan rasa kecewa karena tidak jadi bertemu para siswa, mempresentasikan materi pembelajaran dan media yang sudah saya persiapkan dan saya rancang dari rumah.

Sedang asyik-asyiknya menikmati menjadi guru Bahasa Inggris di SMPN 3 Wera, Bulan Oktober 2014 kembali saya menerima SK mutasi sebagai Pengawas SMP, dan tanpa komentar saya siap menjalankan tugas baru.

*)Penulis adalah pemerhati masalah pendidikan, penulis freelance bidang pendidikan, Pengawas SMP Dinas Dikpora Kab.Bima

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Diduga tidak direstui keinginannya yang mau pindah tugas dari Kecamatan Tambora, Jainuddin, S.Pd, Kepala SDN Oi Marai, nyaris bakar diri Senin (10/4/2017)...

Politik

Bima, Bimakini.- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Senin (10/4/2017) siang iini, akan menggerser sejumlah pejabat fungsional yang ada di lingkup Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bima, mengisyaratkan rotasi dan mutasi pejabat fungsional dan struktural pada lingkup Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olah...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Stok Calon Kepala Sekolah (Cakep) di Kecamatan Madapangga masih tersisa lima orang. Mereka  belum diangkat menjadi Kasek. Namun, yang dilantik oleh Bupati...

Pendidikan

Bima, Bimakini. – Sejumlah pemuda Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kamis (6/4/2017) menyegel SDN Talabiu. Sejumlah ruang kelas disegel dengan menggunakan kayu. Mereka memakunya, agar...