Ada sorotan masyarakat Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima yang dilansir Kamis (16/11/2016). Sejumlah kasus muncul di areal strategis selevel Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Seperti dibeberkan warga, ada kasus dugaan asusila, kasus Narkoba, minuman keras, dan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor). Terakhir, Senin (14/11), ada kasus Curanmor yang melibatkan pegawai mitra Bandara terhadap motor rekannya sendiri. Terekam kamera CCTV. Rangkaian kasus itu, karena locus delicty-nya di areal Bandara, tentu saja menampar citra fasilitas strategis itu.
Sorotan warga itu selayaknya dijadikan bahan evaluasi bersama. Bandara harus dijaga citranya dari berbagai kejadian yang merugikan masyarakat pengunjung, pengguna fasilitas, dan pengelola Bandara sendiri. Sebagian dari bangunan kesan terhadap daerah, dikontribusi oleh kenyamanan yang tersuguhkan. Oleh karena itu, setiap kejadian yang ‘merongrong’ citra harus segera diselesaikan secepatnya untuk mengembalikannya pada level normal. Jika melibatkan pihak internal atau mitra kerja, maka kecepatan sergapannya harus lebih untuk meyakinkan publik bahwa manajemen tidak memberi toleransi.
Lepas dari itu, Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima saat ini sedang dalam incaran sejumlah maskapai penerbangan karena mobilitas pengunjungnya. Hanya karena masalah keterbatasan landasan pacu saja, maskapai belum mengeksekusinya. Artinya itu masalah teknis yang membutuhkan lobi dan penyelesaian cepat. Dibutuhkan koordinasi intensif hingga mewujudkannya. Namun, jangan sampai halangan teknis itu ditambah oleh tamparan nonteknis yang terekspresi dalam kejadian-kejadian yang menganggu kenyamanan. Kasus pegawai dari perusahaan mitra yang dikeluhkan karena diduga mengintip calon penumpang beberapa waktu lalu adalah contohnya. Tampaknya Bandara harus mengetatkan lagi pengawasan untuk memastikan dan menjaga apresiasi publik tetap tinggi.
Kita mengharapkan ada perubahan yang jauh lebih baik, terutama kemunculan kejadian tidak datang dari internal, entah pegawai Bandara atau mitranya. Saatnya, jalur udara ini benar-benar dijaga kualitas pelayanannya, karena akan membangun kesan positif bagi pengguna fasilitas. Di tengah level ekspektasi masyarakat yang demikian tinggi terhadap aspek pelayanan, maka jalur udara harus ‘leading’ di antara yang lainnya. Melayang jauh, setinggi pesawat menjelajah angkasa. Semoga! (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.