ADA satu sisi dari peristiwa konflik antarkelompok warga Desa Dadibou dan Desa Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima yang layak diseriusi bersama. Sisi yang pasti menyimpan potensi bahaya dan kerawanan stabilitas wilayah. Apa itu? Ya, ada bunyi tembakan senjata api (Senpi) rakitan yang menyalak berkali-kali di tengah areal persawahan, perbatasan dua desa. Ada pula penggunaan panah dan senjata tajam lainnya oleh kelompok warga. Ini berarti ada ‘semangat patriotisme’ yang membuncah, meskipun artikulasinya salah total. Semangat seperti itu tidak seharusnya diekspresikan untuk melukai saudara sendiri, karena kita tidak lagi dalam suasana perang kemerdekaan. Artikulasi yang tepat adalah mendayagunakannya pada semangat bekerja dan membangun daerah ini.
Jelas saja kehadiran Senpi dan alat berbahaya lainnya harus menjadi target penyisiran aparat keamanan saat ini dan ketika suasana damai sekalipun. Masalahnya penyimpanan alat itu bisa menjadi ‘bom waktu’ yang ketika konflik dalam jenis dan skala apapun muncul bisa digunakan. Sumbu pendek pertimbangan dan emosi masyarakat akan berbahaya, karena bisa menimbulkan keresahan dan korban jiwa.
Pada konflik antarkelompok warga Dadibou-Risa ini, kita bersyukur tidak ada korban jiwa. Hanya provokasi suasana saja. Kerja keras aparat keamanan harus diapresiasi, karena mampu menekan dan memaksa mereka mundur dari arena konflik. Pertanyaan kritisnya adalah sebegitu rumitkah masalahnya sehingga konflik yang awalnya penganiayaan pribadi, lalu sekejap berubah menjadi kelompok. Letupan emosi begitu cepat tersosialisasi dan terekspresi dalam hasrat menyerang keompok lain. Sejarah konflik berjamaah seperti ini memang tipikal wilayah setempat, sehingga harus segera dicari solusinya. Bagaimana upaya bersama secepatnya melokalisasi konflik dan menyelesaikannya dalam koridor hukum.
Kita percaya di bawah komando Kapolres Eka, simpul-simpul persoalan bisa segera ditemukan, lalu dirumuskan upaya eksekusinya dan apa saja yang perlu diantisipasi. Pada kesempatan pertama adalah segera menyisir peralatan berbahaya milik masyarakat dan penyadaran bahaya konflik. Negara tidak boleh kalah oleh pergerakan masyarakat yang menggunakan alat berbahaya untuk mengancam jiwa orang lain.
Ketika Senpi itu menyalak, maka pesan simboliknya sangat jelas bahwa ancaman Kamtibmas ada di depan mata kita. Begitu dekat dan membutuhkan kesadaran bersama mengatasinya. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.