Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Pria Agung itu…

foto:sidomi.com

DALAM momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam saat ini, apa hikmah yang bisa diambil dalam konteks kekinian?  Pertanyaan seperti itu layak disampaikan karena situasi yang mengelilingi manusia hari ini berbeda dengan ratusan tahun lalu. Umat Islam tetap dituntut untuk mampu meneladani sifat Rasulullah dan mengaktualkan nilainya dalam kenyataan hidup sehari-hari. Rasulullah berhasil menjadi pemimpin agama (sebagai Nabi) berhasil menjadi pemimpin negara (ketika memimpin negara Madinah).

Sudah sepantasnya umat Islam menjadikannya sebagi teladan  terbaik. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab (33): 21). Sifat-sifat yang  dimiliki  Nabi Muhammad  adalah  Shiddiq, yang berarti jujur. Nabi dan Rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya dan mustahil akan berbuat yang sebaliknya, yakni berdusta, munafik, dan yang semisalnya.

Amanah, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya. Nabi dan rasul selalu amanah dalam segala tindakannya, seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku yang sebaliknya. Tabligh, yang berarti menyampaikan. Nabi dan rasul selalu menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan mustahil nabi dan rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya. Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua nabi dan rasul cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satu pun nabi dan rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan.

Dalam bukunya, Sa’id Hawwa (2002:164-186) memerinci keluhuran budi Rasulullah yang sangat patut diteladani oleh umat Islam. Menguraikan moralitas Nabi dalam hal kesabarannya, kasih-sayangnya  terhadap keluarga maupun umatnya, kemurahan hatinya, kedermawanannya, kerendahan hatinya, dan kesahajaannya. Moralitas Nabi inilah yang patut diteladani dan diterapkan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari. Meneladani sifat-sifat Nabi tidaklah gampang dan membutuhkan proses panjang. Dengan modal cinta dan taat kepadanya, kita akan mampu meneladaninya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Meneladani beliau secara sempurna jelas tidak mungkin, karena beliau digambarkan sebagai insan kamil (manusia sempurna). Tidak ada bandingnya. Namun demikian, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat dan perilaku Pria Agung itu…(*)

 

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait