Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Ayo Inkarul Munkar…

TABLIGH Akbar  digelar di Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima, Senin (30/01) siang lalu.  Ribuan jamaah dari berbagai wilayah memadati masjid yang belum juga kelar dibangun itu. Tema kegiatan ‘Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji Menuju Kejayaan Umat dan NKRI’.
Para ulama yang tergabung dalam Gerakan  Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Pusat hadir. Acara berlangsung lancar dan bahkan penuh letupan emosi jamaah, meski tanpa kehadiran “bintang utama” Habib Rizieq Syihab. Sebelumnya, mereka tampil di Lombok Tengah dan menyampaikan tausyiah.

Merujuk pada tema, Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji, para ulama menyampaikannya dalam perspektif masing-masing. Ada yang membakar semangat jamaah melalui konsep amar makruf nahi mungkar, keharusan mencegah kemungkaran (inkarul munkar). Ada yang menggambarkan kondisi umat Islam dan kebangsaan secara umum hingga pentingnya merevolusi diri. Ada juga merefleksi peran strategis ulama dalam perjuangan kemerdekaan dan pembuatan konsep kenegaraan. Ustaz Muhammad Arifin Ilham memungkasinya melalui vitalitas zikir dan doa. Sesi terakhir ini yang menghanyutkan suasana. Kehadiran mereka di Bima dalam suasana cuaca ekstrim dan pascabanjir bandang menemukan arti pentingnya. Semoga mampu membekas dalam jiwa umat.

Tabligh seperti itu memang penting dalam kondisi dan dinamika umat Islam saat ini. Rutin dilakukan. Spirit Aksi 212 dibangkitkan kembali untuk menemukan posisi diri umat di tengah pusaran dinamika kebangsaan yang dirasakan menjepit. Ada tekanan pengaruh liberalisme, gerakan bawah tanah  komunisme, dan wabah kemungkaran yang mengintai. Umat Islam diingatkan oleh para ulama itu agar tidak terlena, tetapi terus mewaspadainya. Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dipertahankan dari infiltasi paham yang merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ya, inkarul munkar merupakan kewajiban. Sebagaimana anjuran amar makruf. Setiap sisi kemungkaran dan beragam potensi harus segera diatasi saat muncul. Jika gerakan para ulama ini berkolaborasi dengan aparat keamanan dan aparat hukum, maka akan lebih maksimal. Ditambah dukungan rakyat. Hanya saja, sedikit ulama yang mengonsentasikan diri dalam ‘pilihan sikap tidak populer’ itu.
Kita mengharapkan agar pesan tausyiah mampu menghentak kesadaran umat soal pentingnya inkarul munkar melalui tangan dan lisan, tidak sekadar dari dalam hati. Demikian juga pentingnya persatuan umat untuk menghadapi beragam tantangan lokal dan nasional yang sudah di depan mata.

Ayo kita gelorakan inkarul munkar. Dimulai dari diri, ibda binafsihi. Lalu merembesi warna sosial sekitar, seperti melempar batu ke tengah air, melebar dan membentuk pusaran lingkaran yang kian membesar hingga hilang dari pandangan…(*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Mataram, Bimakini.- DPD PDI Perjuangan angkat bicara terkait mundurnya H. Lalu Budi Suryata sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB dan sekaligus sebagai kader Partai...

Peristiwa

Dompu, Bimakini – Setelah bentrokan terjadi antara massa aksi dari Aliansi Tani Menggugat yang menuntut kenaikan harga jagung dengan aparat Kepolisian di Kecamatan Manggelewa...

Politik

Kota Bima, Bimakini.- Setekah mendapat surat tugas sebagai Calon Wakil Wali Kota Bima pada Pilakda 2024, Ketua DPD Golkar Kota Bima, Alfian Indrawirawan, menyebut...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak masyarakat untuk menyukseskan Festival Rimpu yang akan dilaksanakan di Kota Bima, 27...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- HMI Cabang Bima meminta kepada Kapolda NTB mengevaluasi penanganan aksi massa di wilayah Nusa Tenggara Barat. Pasalnya, Penanganan aksi oleh kepolisian selalu...