Bima, Bimakini.- Harga minyak tanah (Mitan) melambung hingga Rp8.000/liter di Dusun Jala Desa Nggembe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Masyarakat setempat, karena jauh di atas Harga Eceran Tertinggi. Lalu bagaimana?
Kepala Desa (Kades) setempat, Ishaka Ta’amin, langsung menyikapi kejadian itu, apalagi ramai setelah diberitakan bimakini.com. Kades mengaku telah memanggil Kepala Dusun (Kadus) Dusun Jala I dan Dusun Jala II, Sabtu (21/1/2017).
Ishaka mengatakan, mencuatnya keluhan warga Dusun Jala terkait melambungnya harga Mitan yang dijual secara eceran melalui kios di dusun setempat. Kadus Kadus Jala I Alwi Arsyad dan Kadus Jala II, Ismail Hakim, sudah dipanggil untuk dimintai keterangannya.
Diakuinya, masalah kelangkaan Mitan itu sudah dibahas bersama untuk merumuskan suatu kesepakatan. Saat rapat, seluruh yang hadir sepakat, bahwa yang mengambil Mitan ke agen resmi adalah Ruslan, pemilik kios Sabar yang berdomisili di Dusun Oi Wontu adalah kedua Kadus tersebut.
Hal itu dilakukan karena jauhnya agen Mitan tersebut. Akan tetapi, dalam kesepakatan tersebut ada syaratnya. Yaitu warga bersedia memberikan keuntungan sebesar Rp1.000 kepada kedua Kadus sebagai kompensasi biaya transportasi. Berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET), harga Mitan Rp2.940, akan tetapi harga jual setiap agen adalah Rp4.000.
Kata dia, harga itu jika ditambah Rp1.000 ongkos Kadus yang mengambil, total harga Mitan yang harus dibayar warga Jala adalah Rp5.000. Akan tetapi, kalau pun dijual Rp6.000, sah-sah saja, bukan Rp8.000/liter. “Itu berdasarkan kesepakatan saat rapat,” jelasnya.
Dikatakannya, karena harga Mitan di Dusun Jala sudah di luar kesepakatan, kini dua Kadus itu sudah dipanggil dan siap tidak menjual lagi Mitan tersebut seharga Rp8.000. Akan tetapi, mereka akan menjualnya sesuai kesepakatan yaitu antara Rp5.000.dan Rp6.000. “Mereka sudah sepakat menjual seperti itu,” bebernya. (BK36)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.