Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Pascabanjir, Begini Kondisi Langgar Kuno di Melayu

DOKFB RUSLAN: Inilah Langgar Kuno di Melayu setelah dilabrak banjir bandang.

Kota Bima, Bimakini.- Banjir bandang yang “menyapa” Kota Bima pada Rabu (21/12) dan Jumat (23/12) telah menyebabkan sejumlah kerusakan pada situs sejarah dan saksi bisu masuknya agama Islam di tanah Bima. Seperti yang menimpa Langgar (Mushala) Kuno Melayu.

Saat ini, Langgar itu membutuhkan pemeliharaan serius dari semua pihak. Saat usianya mencapai lebih dari 4 abad ini, Langgar kuno masih berfungsi sebagai Tempat Pendidikan Quran dan sarana ibadah.

DOK FB RUSLAN: Ibu Maya dan rekan saat membersihkan Langgar Kuno.

Ketua Majelis Kebudayaan Mbojo (Makembo), Ruslan, SSos, mengaku  mencoba mendata sejumlah kerusakan yang mungkin saja bisa ditalangi menggunakan dana alakadarnya dari Makembo maupun komunitas lainnya. Tujuannya  untuk mengaktifkan kembali kegiatan TPQ dan peribadatan di Langgar Kuno ini.

Dijelaskannya, menurut pengakuaj Ibu Maya dan beberapa warga sekitar,  saat ini dibutuhkan papan kayu untuk menutupi bagian Barat Langgar yang diterjang banjir. Selain itu, karpet, papan white board, dan spidol serta sarana kebersihan. Al-Qur an, buku Iqra, dan buku agama serta ilmu pengetahuan lainnya.

 

DOK FB RUSLAN: Langgar Kuno melayu dari dilihat dari luar.

“Untuk mengisi kembali perpustakaan Langgar kuno karena sejumlah buku hanyut terbawa banjir,” ujarnya melalui media jejaring sosial Facebook, Senin (09/01) lalu.

Oleh karena itu,  bersama  Makembo ‘mengetuk hati’ semua pihak agar  peduli dan memberikan sumbangsih untuk penyelamatan Langgar Kuno dan kelanjutan kegiatan TPQ.

Ruslan mengajak komunitas peduli dan pencinta budaya Mbojo dan komunitas lainnya agar bergotong-royong di Langgar Luno pada Sabtu (14/01) dan Minggu (15/01) pukul 08.00 WITA. (BK22)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait