Bima, Bimakini.- Sejumlah petani yang memiliki lahan pertanian di So Rada Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima mengeluhkan kondisi Dam yang mengairi lahan pertanian mereka. Hingga saat ini, kondisi Dam yang berlokasi di sungai Campa itu masih dibuat secara manual atau tradisional. Tidak permanen sebagaimana kondisi fisik Dam lainnya.
Petani di So Rada Desa Campa, Muhtar Ahmad, mengatakan kondisi fisik Dam yang berlokasi sekitar 100 meter sebelah Barat jembatan Kampung Rasabou desa setempat itu saat ini kondisinya masih dikerjakan secara manual oleh sejumlah pemilik lahan. Mereka bergotong-royong membenahinya.
Untuk menampung debit air, kata Muhtar, sejumlah petani yang memiliki lahan yang diairi Dam bergotong-royong sebagaimana yang dilakukan para leluhur atau dikenal dengan istilah Sasa Raba. Yakni menggunakan batang kayu sebesar jari dan ilalang yang ditumpuk secara berlapis lalu ditindih batu di atasnya. “Itulah yang dilakukan untuk menampung debit air pada Dam ini,” ungkapnya di lokasi Dam, Minggu (22/01/2017).
Dikatakannya, kondisi fisik Dam tidak akan bisa bertahan lama, jika banjir besar muncul, maka sudah pasti tumpukkan kayu dan ilalang tersebut akan terseret.
“Jika sudah hanyut ditelan banjir, ya kita terpaksa akan Sasa Raba lagi sampai tiba musim panen,” kisahnya.
Petani lainnya, A Rajak Arsyad, mengaku kondisi fisik Dam itu sudah berlangsung lama, setiap tahun kegiatan Sasa Raba dilakukan, bisa tiga sampai empatkali dalam setahun. Bergantung intensitas banjir. “Jika banjir besar sering datang, maka sering pula kami melaksanakan Sasa Raba,” tuturnya.
Menurutnya, luas lahan pertanian milik warga di So Rada yang diairi Dam manual tersebut sekitar 10 hektare lebih. Karena Dam sangat dibutuhkan, Pemerintah Kabupaten Bima diharapkan dapat membangun Dam permanen supaya tidak lagi membangun secara manual hingga berkali-kali setahun sebagaimana yang terjadi saat ini. (BK29)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.