Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Wabup Sesalkan Bentrok ‘Awet’ Dadibou-Risa

Drs. H. Dahlan M Nor, MPd

Bima, Bimakini.- Konflik antarwarga Desa Dadibou-Desa Risa Kecamatan Woha terus bersambung per episode, bak tayangan Sinetron saja. Masyarakat yang merasakan dampaknya gusar. Mereka menyesalkan ‘awetnya’ konflik itu hingga kini, bahkan sejumlah orang terluka.

Wakil Bupati Bima,  H Dahlan, pun menyimak rangkaian episode pahit ‘Sinetron Dadibou Vs Risa’ itu.  Wabup   menyesalkan bentrok warga dua desa  terus-menerus  berkonflik. Padahal, sudah ada islah atau berdamai. Mereka pun berjanji kalau ada masalah kemudian hari diserahkan pada proses hukum.

Wabup juga mendukung langkah penegak hukum  menindak tegas para pelaku yang terus ngotot ingin terus bentrok. Seharusnya ada kesadaran dari masyarakat setempat bahwa imbas dari bentrokan itu sangat besar bagi daerah ini. “Bukan saja dari segi ketidakamanan  daerah, tetapi dari berbagai sendi,” katanya  saat saat mendampingi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, berkunjung  di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Senin siang.

Menurut Wabup,  konflik Risa dan Dadibou sebenarnya tidak perlu terjadi lagi, perdamaian terakhir sudah minta “boho Ra’a” dan pemerintah sudah memenuhinya. Saat itu seluruh warga berjanji kalau terjadi hal-hal lagi akan diserahkan  pada proses hukum.

Namun, kata Wabup, kenyataannya kembali terjadi, bahkan sampai memblokir jalan negara.  Kondisi ini tentunya sangat menggangu aktivitas masyarakat, sebenarnya ini juga perlu kedewasaan warga. “Saat itu mereka sendiri meminta perdamaian, mau berjanji seutuhnya asalkan mau potong sapi,   sudah pemerintah penuhi, kami sembelih,” kata Wabup.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diingatkannya, kondisi aman itu  harganya mahal. Semua yang ingin investasi akan lari kalau kondisi daerah seperti ini. Dia mengimbau masyarakat Kabupaten Bima  bersama menjaganya. Tidak perlu bentrok, negara ini ada penegak hukumnya. Kalau ada tindak pidana, serahkan pada proses hukum yang berlaku.

Mengenai langkah Kepolisian yang tegas mengatasi konflik itu, Wabup setuju untuk meredam bentrokan. “Sekarang lagi dianggap Polisi berat sebelah, bukan itu masalahnya, kan sudah diberikan warning siapapun masuk sawah dan menyerang akan ditindak. Tetapi yang terjadi malah tambah parah bentrokan terjadi,” ujarnya.

Untuk itu, Wabup sangat berharap pada warga  dua desa segera kembali ke rumah dan menyerahkan semuanya penegak hukum. Siapapun yang bersalah, biarlah hukum yang bekerja. “Kembali beraktivitas seperti biasa, buat daerah ini aman dan kondusif,” harapnya. (BK32)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Jajaran Koramil Woha bertindak tegas menyikapi mulai maraknya konflik antarkelompok warga akhir-akhir ini. Hal itu menghindari terjadi bentrok hingga ada korban luka....

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Usai dibubarkan bentrok dengan pemuda Desa Penapali, kelompok asal Desa Dadibou terlibat provokasi kontak Senjata Api (Senpi) rakitan dengan warga Desa Risa...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kelompok warga Desa Risa dan Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima kembali terlibat bentrok, Senin (22/1). Mereka  menggunakan Senjata Api (Senpi) rakitan dan...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Dua pucuk senjata api (senpi) rakitan diserahkan warga Dadibou, Kecamatan Woha, Senin (8/1). Penyerahan dua pucuk senjata itu sebagai tindaklanjut imbauan aparat...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Bentrok warga Desa Risa dan Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, belum juga selesai. Upaya provokasi oleh oknum warga masih terus terjadi. Kenyataan...