Bima, Bimakini.- Bentrok antarkelompok warga kampung kembali terjadi di Kecamatan Woha Kabupaten Bima, Rabu (22/02/2017). Lagi-lagi, para “aktornya” adalah kelompok warga Desa Dadibou dan Desa Risa. Beberapakali terjadi kontak senjata di tengah tanaman padi yang menghijau.
Bahkan, mereka saling serang menggunakan anak panah dalam jarak sekitar 50 meter di perbatasan dua desa.
Pantauan Bimakini, dua kelompok warga pertamakali saling menyerang menggunakan peralatan seperti panah, Senpi, dan parang di So Lapanggo Desa Donggobolo. Namun, sekitar 20 menit saling kejar-mengejar, mereka pun cepat dibubarkan puluhan aparat gabungan Polsek Woha dan Polres Bima. Saat itu, aparat mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.
Tidak lama dibubarkan Polisi di wilayah Donggobolo, bentrok kembali pecah di perbatasan Risa-Dadibou. Warga Dadibou terlihat lebih dulu memasuki areal persawahan dan mendekati perkampungan Risa. Namun, warga Risa yang awalnya bertahan di sebelah Timur desanya, kemudian kembali menyerang karena merasa terancam.
Kontak senjata terdengar beberapakali. Begitu suara tembakan terdengar, mereka saling mengambil posisi tiarap di pematang sawah. Tidak lama kemudian, Polisi sebelumnya membubarkan bentrok di tempat yang satu, kembali berkonsentrasi di tengah dua kelompok warga. Kemudian mengeluarkan tembakan peringatan dan gas air mata ke arah kedua kelompok warga, sehingga dua kelompok warga berhasil dibubarkan sekitar pukul 15.00 WITA.
Kapolres Bima AKBP M Eka Fathurrahman, SIK, yang dikomfirmasi di Risa menyatakan saat saling berkejaran di tengah tanaman padi, dua kelompok warga sedang kontak senjata langsung dibubarkan oleh Polisi.
“Mereka langsung dibubarkan, kami berhasil menyita puluhan anak panah, namun tidak berhasil mengamankan Senpi,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan, bentrok berawal dari persoalan di sekolah. Pelajar dari Risa dan Dadibou berselisih paham di SMKN 2 Bima ketika jam sekolah. “Karena warga dan orang kampung merespons informasi yang belum pasti, makanya membias sampai perkelahian antarkampung,” sebutnya.
Berdasarkan pengakuan pria berinisial A, warga Desa Donggobolo, bentrokan kedua keleompok warga kembali pecah, karena diduga berawal dari beberapa remaja Risa berkumpul di depan SMKN 2 Bima. Beberapa di antaranya hendak masuk sekolah menggunakan senjata tajam.
“Katanya mereka mau mencari pelajar dari Dadibou di sekolah setempat, namun cepat dibukarkan oleh beberapa pemuda dari Donggobolo,” jelasnya di Woha.
Saat beberapa dari mereka akan melompat pagar sekolah, kemudian dibubarkan dan dikembalikan untuk pulang ke desanya. Tidak lama kemudian beberapa warga Dadibou datang ingin menemui mereka dam membawa senjata tajam serta panah.
Katanya, mereka mau mencari kumpulan remaja tersebut hingga ke desanya, namun berhasil ditahan oleh beberapa pemuda Donggobolo dibantu anggota Polsek Woha. Karena diduga tidak puas, akhirnya mereka terpancing dan menyerang di desa sendiri. “Karena diduga tidak terima rekannya mau diancam remaja Risa,” terangnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.