Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Penanganan Konflik Dadibou-Risa Lamban, ini Pemicunya…

Kapolres Bima Kabupaten, AKBP M Eka athurrahman, Sik bersama Wakil Bupati Bima, H Dahlan saat apel PAM Konlik Risa-Dadiboou, Senin.

Bima, Bimakini.- Bentrok antarkelompok warga Desa Dadibou dan Desa Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, hingga saat ini tetap berlanjut. Sejumlah korban luka berjatuhan. Kok konflik bisa awet begitu sih…

Kapolres Bima, AKBP M Eka Fathurrahman, SIK, mengakui lambannya proses penanganan itu, karena terkendala peralatan untuk mengungkap siapa provokatornya.

Ditanya soal indikasi Kepolisian lamban menangani kasus konflik itu, Kapolres membenarkan adanya indikasi kelambanan pengungkapan provokator.  Polres Bima memiliki perlengkapan yang terbatas,  hanya dimiliki Polda NTB saja.

“Kita  investigasi hukum pidana hanya manual konvensional, tidak menggunakan peralatan. Kalau persoalan ini diback-up Polda NTB maka akan terungkap semua siapa yang bermain,” jelasnya di Woha usai memimpin konsolidasi pasukan di Woha, Senin (7/3).

Kata dia, mulai Senin (7/3), aparat keamanan Polres Bima didukung  prajurit dari TNI dan Brimob untuk  upaya tindakan persuasif. Namun, warga  dua desa tidak ada yang turun ke medan konflik.  Tetapi, sebelumnya  jajaran Polres Bima sudah mengingatkan  apabila ada warga terlihat  di areal persawahan membawa senjata api rakitan dan senjata tajam akan ditindak tegas.

“Kita akan menegakkan hukum, menangkap pelakunya dan diproses di Pengadilan,”  ujarnya.

Menurut dia, akar permasalahan konflik dua desa ini karena sentimen antarkampung. Setiap permasalahan kecil pasti dikaitkan dengan konflik antardesa. Beberapa kasus yang terjadi, perkelahian di persimpangan Pandai melibatkan anak, kemudian yang terakhir ini, perkelahian siswa di sekolah.

“Kami sudah melakukan upaya tuntas, sebelum kejadian ini, kami sudah memotong sapi menyimbolkan kedua desa ini mau berdamai,” terangnya.

Namun, upaya yang disepakati bersama itu  tidak diindahkan oleh kelompok warga  dua desa. Konflik kembali berlanjut, sudah banyak korban luka. Seperti korban terkena tembak dan panah. Bahkan, beberapa orang terkena tembak sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Mataram.

“Selama ini sudah lima senjata api rakitan dan ratusan anak panah disita saat bentrok,”  katanya.

Dia  mengimbau agar masyarakat  dua desa tidak saling sentimen. Masyarakat Bima harus bersatu menciptakan situasi  kondusif. “Tanpa terkecuali, yang namanya masyarakat Bima berkewajiban terlibat menciptakan kondisi kedua desa agar tetap aman,”  katanya.

Diakuinya, untuk mengamankan provokator, Polres hanya memiliki kesaksian warga yang melihat saja. Namun, ke depan Polres Bima sudah meminta Tim ITE Polda NTB, supaya  ke ke lokasi untuk menyingkap tabir kegiatan provokator. “Ke depan kalau ada yang kuat akan kami tangkap provokator ini,”  jelasnya. (BK34)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, menaruh harapan besar kepada Kapolres Bima yang baru menjabat, AKBP Eko Sutomo, agar dapat membantu mengatasi...

Opini

Oleh : Munir Husen Kejahatan di Kota Bima saat ini seperti warna pelangi. Mulai dari tindak pidana ringan, misalnya pelanggaran lalu lintas, sampai tindak...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Wakil Bupati (Wabup)  Bima, Drs H Dahlan M Noer, MPd mengingatkan, agar kasus konflik poso menjadi pelajaran panting bagi daerah, termasuk Dana...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Aparat keamanan mencegah akan terjadinya konflik antar kampung di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, NTB. Terjadi perselisihan antara Desa Sondo dengan Desa Nontotera....

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Image dan brand kampung berseteru atau yang biasa disebutkan warga “Rasa Lewa” (Kampung Perang, Red), hingga diplesetkan menjadi jalur “Gaza” pada jalur...