Bima, Bimakini. – Kenakalan remaja belakangan ini cukup memerihatinkan, apalagi hingga ada korban tewas. Kenyataan ini mengundang keprihatinan Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr Ibnu Khaldun, MSi.
Menurutnya, untuk menekan angka kenalakan remaja dibutuhkan regulasi. Tujuannya, agar kebijakan yang diambil dapat mengontrol perilaku siswa. Apalagi selama ini kebijakan tentang siswa tidak berdasarkan riset yang jelas.
“Regulasi dibuat selama ini tidak punya terobosan, karena komponen
yang memformulasikan kebijakan sekolah, rendah motivasi dan kurang pengetahuan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Banyaknya kejadian melibatkan pelajar, kata dia, seharusnya penanganannya sudah lama. Meski pada kenyataannya perilaku menyimpang siswa di lingkungan dan luar sekolah makin menjadi.
“Saran saya kepada Pemda, Dinas Dikpora harus diisi orang memiliki pengetahuan yang baik, bila perlu dibuatkan fakta integritas,” katanya.
Bentrok Desa Risa dan Dadibou, kata dia, juga dipicu perkelahian antarpelajar. Fakta ini seharusnya direspon cepat oleh Dinas Dikbudpora. Salah satunya membuat regulasi, mendorong lingkungan sekolah melawan kekerasan.
“Dalam pernyataan perjanjian pihak sekolah dan siswa, apabila melakukan pelanggaran, wajib hukumnya menerima sangsi ringan, sedang dan berat sesuai bentuk pelanggaran,” terangnya.
Salah satu tantangan Pemkab Bima membangun daerah, kata Ibnu, membenahi pendidikan. Jika tidak, maka daerah juga tidak akan berkembang, karena terkait kualitas SDM.
“Selama satu tahun lebih belum ada upaya pembenahan dunia pendidikan, termasuk mengundang tokoh pendidikan untuk membicarakan terobosan mengatasi persoalan yang terjadi,” punggkasnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.