Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Lawata dan Kalaki

DOk FB Yan Suryadin: Beginilah polesan baru Taman Kalaki. Anda ingin menikmatinya, segera datang dan nikmati suasana kenyamanannya.

MBOJO kaya potensi wisata alam, budaya, dan sejarah. Tantangannya sejak dulu adalah bagaimana mengeksplorasinya hingga menarik pengunjung dan mendatangkan efek ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat. Hingga kini belum polesan berarti soal kepariwisataan ini. Meski harus diakui akhir-akhir ini kembali menggeliat seiring perhatian pemerintah dan pergerakan komunitas serta kaum muda penyuka alam. Awal pekan ini, angin segar kepariwisataan itu berhembus agak kencang. Pantai Lawata dijadikan arena festival untuk mengorek kembali sejarah kesohorannya dulu. Pemerintah pun memberi isyarat penataan. Syukurlah. Karena kawasan seputar gerbang masuk Kota Bima itu sudah lama terbengkalai. Memang ada terobosan pembangunan, namun seiring waktu pudar dan sarana-prasarananya terbengkalai. Mengapa seperti itu? Inilah yang mesti dijawab bersama.

Peresmian Taman Pantai Kalaki yang dilakukan oleh Wakil Gubernur NTB, HM Amin, juga merupakan pukulan gong baru yang diharapkan dengungan dan pantulan suaranya melesak jauh. Sangat disayangkan jika perawatan dan penataannya tidak bertahan lama, seperti yang terjadi sebelumnya. Lalu apa kabar kolam renangnya? Masihkah terbengkalai seperti dulu? Melirik Pantai Kalaki pasca-Idul Fitri dan awal Tahun Baru yang dipadati pengunjung, maka seharusnya merupakan pintu masuk untuk menggeliatkan bidang kepariwisataan daerah. Animo setinggi itu sayang kalau tidak terjaga iramanya, karena menjadi wahana munculnya ide baru dan kreatif dalam mengembangkannya. Kita harapkan peresmian itu menandai meletupnya semangat dan kesadaran baru pemerintah dan masyarakat untuk memaksimalkan potensinya.

Lawata dan Kalaki saatnya dilirik lagi agar mampu menjadi ikon pariwisata yang menarik pengunjung. Hal-hal yang dianggap kurang dalam pengalaman pengelolaan sebelumnya, mari segera diperbaiki. Aspek-aspek dukungan keamanan yang selama ini kerap disorot oleh masyarakat, segera dibenahi melalui peningkatan pengawasan. Perilaku pengunjung yang dinilai tidak tepat dan kontraproduktif bagi kepariwisataan, saatnya dikondisikan ulang. Pembangunan sarana dan prasaran yang mungkin saja sebelumnya hanya bertahan sebentar, maka segera ada evaluasi dalam hal pemilihan pelaksana dan pengetatan pengawasan saat pembangunan.

Percepatan respons terhadap penataan dan revitalisasi bidang kepariwisataan ini akan berseiringan dengan geliat daerah dan pilihan selera publik. Jangan sampai suguhan polesan areal wisata tidak berseiringan dengan tingkat animo dan ekspektasi masyarakat. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait