Bima, Bimakini.- Tim Studi Banding Lembaga Administasi Negara (LAN) Makassar menyaksikan kejuaraan pacuan kuda tradisional Bima di arena pacuan kuda Desa Panda Kecamatan Palibelo, Selasa (4/4). Saat itu, mereka didampingi Wakil Bupati Bima, H Dahlan.
Suasana dan hentakan laju kuda di arena itu menarik perhatian puluhan anggota Tim Diklat Pim II Indonesia Timur itu. Mereka pun menyumbang dana.
Kedatangan rombongan studi banding itu membangkitkan semangat masyarakat. Turun dari kendaraan mereka langsung menyapa masyarakat yang sedang menonton pacuan kuda.
Ketika di panggung kehormatan, rombongan terlihat gembira menyaksikan pelarian kelas Dewasa C. Meski tersisa tiga ren, namun mereka terasa puas. Sebagai bentuk apresiasi, mereka menyumbang dana untuk pelaksanaan yang tersisa beberapa hari ini.
Di antaranya, istri Wakil Bupati Puncak Jaya Wijaya Papua menyumbang Rp10 juta, Kasat Pol PP Makassar Rp5 Juta, dan perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan juga ikut memberikan apresiasi berupa dana yang tidak disebutkan.
Kepala LAN Makassar, Muhammad Firdaus, mengatakan kehadirannya di Bima untuk mengikuti Diklat Pim II Indonesia Timur, lokos penelitian tim adalah potensi Kabupaten Bima. “Kami studi banding di sini, mengorek potensi di Bima untuk kami terapkan pada masing-masing daerah,” terangnya.
Kata dia, pacuan kuda di Bima sangat luar bisa, ini menjadi potensi daerah semestinya tetap dilestarikan. Sebab melihat antusiasme masyarakat Bima, akan meningkatkan nilai ekonomi seperti enjadi pengusaha kuda. “Pemda harus mengembangkan ini. Budaya asli Bima ini harus dipertahankan dan ini hal luar biasa,” ujarnya.
Katanya, para joki di Bima tidak menggunakan pelana, sedangkan di Makassar hanya satu kabupaten yang hobi, masyarakat lainnya tidak berminat. Di sana juga pake pelana, tidak seperti di sini. Hanya satu kabupaten yang berminat di sana, sementara masyarakat di Bima bahkan semua daerah di NTB ini hobi pacuan kuda,” katanya.
Wabup Bima H Dahlan mengapresiasi kunjungan Tim LAN Makassar ini dan semoga menjadi kerja sama yang baik. Bima bisa menjadikan contoh untuk daerah lain dalam segi budaya.
“Budaya kami ini tidak dimiliki daerah lain, bahkan skala nasiobal maupun internasional, sehingga menarik perhatian dunia,” katanya. (BK 34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.