Connect with us

Ketik yang Anda cari

Olahraga & Kesehatan

Penderita Kaki Gajah di Kanca ini Butuh Uluran Tangan

Susanti (21), warga RT 01 RW 01 Desa Kanca Kecamatan Parado Kabupaten Bima Provinsi NTB dibekap penyakit kaki gajah.

Bima, Bimakini.- Sudah sepuluh tahun Susanti (21), warga RT 01 RW 01 Desa Kanca Kecamatan Parado Kabupaten Bima Provinsi NTB dibekap penyakit kaki gajah. Kakinya membengkak, jauh dari ukuran normalnya. Putri kedelapan dari sembilan bersaudara pasangan Yasin Ahmda dan Siti Hajar ini  sangat berharap uluran tangan pemerintah.

Tamatan Pesantren Al-Muhlisin Parado itu menderita sakit kaki gajah sejak kelas 1 SD. Ironisnya  tanpa ada sentuhan pengobatan medis, lantaran terkendala masalah biaya. Kondisi kaki kanannya yang  membengkak itu menyebabkan  aktivitasnya terbatas.

Susanti yang disambangi wartawan di kediamannya, Rabu (19/04) menceritakan derita yang dialaminya sampai usianya menginjak 21 tahun saat ini. Diakuinya, sejak usianya 6 tahun mulai merasakan sakit dan terlihat memar di bagian betisnya. Namun, karena tidak ada biaya berobat hanya dibiarkan saja.

Namun, setelah diusia 11 tahun atau tepatnya kelas 6 SD, mulai terjadi pembengkakan di bagian betis. Belum sampai ke telapak kaki bagian bawah.

Saat itu, diakui Susanti, pernah diajak ke Puskemas untuk berobat dan petugas medis memberikan obat untuk diminum selama sebulan. Namun, tidak ada reaksi, pembengkakan terus terjadi, walaupun memang tidak terasa sakit.

Karena tidak terasa sakit, diakui Susanti,  karena keinginannya menuntut ilmu cukup besar akhirnya  tidak peduli penyakit dialaminya Terus bersekolah sampai tamat SMA. Walau kaki penuh bekak cukup besar dan kerap menggangu,  namun tetap bersekolah.

Memang pascatamat sekolah,  sudah tidak lagi berani melanjutkan kuliah karena kondisi penyakit dialaminya terus membesar. “Setelah tamat SMA hanya di rumah saja tidak kemana-mena, karena sudah membengkak besar menggangu aktivitas keseharian. Apalagi mau berjalan jauh,” ujarnya.

Susansi menceritakan dalam keterbatasan kondisi itu tidak menyurutkannya membantu orang tua, seperti membantu memasak dan membersihkan rumah setiap hari. Orang tua pergi ke sawah dan kebun.

“Saya harapkan pemerintah bisa membantu, saya ingin sembuh dan kembali normal seperti teman-temannya yang lain,” pintanya.

Dia bertekad ingin terus menuntut ilmu kalau sudah sembuh dan tidak minder lagi seperti sekarang. “Saya ingin sembuh Pak, tolong sampaikan ke pemerintah bantu saya. Saya juga ingin hidup normal seperti teman-teman yang lain,” ujarnya.

Soal bantuan pemerintah, diakui Susanti tidak pernah ada. Namun, beberapa hari belakangan ada petugas Dinas Kesehatan datang melihat kondisinya. Tetapi, seperti apa tindak lanjut apakah mau diobati,  tidak mengetahuinya.

Mirisnya lagi, ternyata disamping rumah Susanti berdiri megah Poskesdes Kanca bantuan dari PT Newmont Nusa Tenggara. (BK32)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Olahraga & Kesehatan

Bima, Bimakini.- Kondisi penderita penyakit diabetes (gula) tipe kering, Wan Haris (29), warga RT 04 Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima saat ini sangat...