Kota Bima, Bimakini. – Tim Percepatan Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (SAMOTA) menggelar Focus Group Discution (FGD) di Homestay Tambora, Jumat (5/5/2017) malam. Kegiatan itu diikuti elemen pemuda dan komunitas masyarakat pecinta budaya dan pariwisata Kabupaten Bima.
Ketua Percepatan SAMOTA, H Badrul Munir mengatakan butuh prioritas dalam pengembangan pariwisata. Untuk pengembangan pulau Sumbawa harus mencari wilayah yang bisa dikembangkan dan berdampak disekitarnya.
Teluk Saleh misalnya, kata dia, akan dijadikan destinasi wisata dan ekonomi maritim kelas dunia. Teluk Saleh juga dikenal sebagai akuarium raksasa dunia, paling banyak biota lautnya. “Kalau negara lain, akuarium raksasa itu dibuat, tapi kita alamai,” jelas mantan Wakil Gubernur NTB ini.
Moyo sendiri, kata dia, menjadi taman buru, taman laut, agrowisata dan budaya. Tambora dikenal sebagai Taman Nasional, geowisata, agrowisata, dan sejarah.
“Pengembangan tiga wilayah ini menuju visi destinasi pariwisata dan ekonomi maritim kelas dunia,” ujarnya.
Aspek budaya, kata dia, menjadi syarat keunggulan sebuah destinasi. Selama ini aspek budaya kerap terpinggirkan.
Untuk itu, kata dia, hal itu harus ada di dalam pengembangan kawasan SAMOTA. Bahkan dari aspek regulasi untuk pengembangan SAMOTA tidak ada hambatan.
Bahkab, kata dia, Presiden Jokowi menginstruksikan percepatan pengembangan SAMOTA. Namun itu tidak akan berarti apa-apa, jika masyarakat tidak mendukung.
SAMOTA, tegas Badrul Munir harus mengandalkan masyarakat sebagai basis utama, bukan pemodal. Menggerakkan ekonomi kreatif yang dapat menyejahterakan rakyat.
Hadir dalam diskusi itu, DPD KNPI Kabupaten Bima, HMI, PMII, Lariti Commonity, akademisi, dan lainnya. (BK25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.