ADA sisi pesan yang disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Bima, H Dahlan, saat Safari Ramadan 1438 Hijriyah di Desa Punti Kecamatan Soromandi, Senin (12/06) malam lalu. Wabup kembali mengingatkan pentingnya sisi kebersamaan dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Dalam pengingatannya, kalau suatu daerah aman, maka pembangunan dapat berlangsung sesuai harapan. Investor pun akan tertarik. Sebaliknya, jika sering gaduh atau tidak aman, maka jangan bermimpi sejumlah program pembangunan bisa lancar. Investor pun ogah berinvestasi. Malah, yang sudah berinvestasi bisa saja lari ketakutan.
Ya, soal Kamtibmas memang selalu aktual untuk diingatkan kepada Dou Mbojo. Rangkaian kegaduhan hingga menjelang pintu Ramadan 1438 Hijriyah terbuka memang menguatirkan. Belum lagi variasi peristiwa dan kejahatan yang terkoleksi di dataran sosial kita. Semua itu memerlukan semangat kontemplatif dan refleksi dalam visi berubah yang membuncah.
Nah, Ramadan merupakan momentum tepat untuk mengartikulasikan semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Jika selama ini ‘nafsu sumbu pendek’ mendominasi spektrum dinamika sosial Mbojo, khususnya masyarakat Kabupaten Bima, maka gemblengan Ramadan diharapkan lebih mampu dikendalikan. Ramadan juga saat tepat untuk terus menjalin tali silahturahim dalam semangat ukhuwah Islamiyah. Itu juga bagian inheren dari nilai ibadah.
Ke depan, pasca-Ramadan kita harapkan ada warna lain dalam tampilan wajah sosial Mbojo. Tidak lagi suka marah-marah, tetapi mampu mengelaborasi dan mem-breakdown visi-misi RAMAH yang selalu digaungkan Kepala Daerah. Tidak lagi lari ke pemblokiran jalan vital, karena efek dominonya yang luas. Dimensi implikasinya merasuki semua lini kehidupan sosial. Masyarakat lainnya pun tidak gegabah mereaksi sesuatu peristiwa, karena malah menambah beban baru masalah. Demikian juga tidak sertamerta ‘memediasosialkan’ tanggapan atau foto kejadian, karena dalam suasana ramai dan tegang bisa berpotensi memrovokasi suasana.
Semua dalam semangat yang sama, berusaha menahan diri dan tidak terjebak suasana panas konflik. Intinya, seperti harapan Wabup, media Ramadan ini adalah saat tepat untuk bermusabah terhadap rangkaian peristiwa yang dilewati.
Mari tinggalkan konflik. Mengeratkan silaturahim, meningkatkan ukhuwah dan rasa tanggung jawab terhadap daerah ini. Tidak bisa beban mewujudkan kondusivitas Mbojo dialihkan pada masyarakat lain. Kitalah yang harus berjibaku mengupayakannya. Semoga berkah Ramadan mampu membentuk jiwa dan pribadi kita menjadi lebih arif bijaksana. Tidak gegabah. Tidak marah-marah. Tetapi, ekspresi masyarakat RAMAH yang kian ‘membumi’. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.