Mataram, Bimakini.- Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si didamping istri Hj. Syamsiah M. Amin berbagi dengan sejumlah anak yatim. Ia memberikan santunan kepada 100 anak yatim dari lingkungan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, di Pendopo Wagub.
Kegiatan tersebut dirangkai dengan buka puasa bersama para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan wartawan. Hadir pada kesempatan itu Dr. TGH. Zainuri MA selaku penceramah.
Pada saat itu, Wagub kelahiran Sumbawa tersebut mengajak jamaah untuk tetap produktif. Meski berpuasa, bukan berarti harus berhenti bekerja, tetapi harus tetap bekerja dan menunaikan pengabdian dengan sebaik baiknya. “Puasa tidak menghalangi kita untuk bekerja dan berkiprah,” tegasnya.
“Bagi kita di setiap kesempatan apapun senantiasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada Bangsa dan Negara khususnya di Propinsi NTB,” Ungkap Wagub.
Orang nomor dua di NTB tersebut berharap semua pihak terus bekerja dan produktif agar bisa keluar dari keterbelakangan, kebodohan dan ketidakberdayaan. Sehingga daerah ini bisa maju.
Wagub kembali mengingatkan bahwa sektor andalan yang menopang pertumbuhan ekonomi NTB yang cukup tinggi saat ini adalah sektor pertanian. Sektor pertanian menurutnya telah menyerap tenaga kerja hingga 42 %, kemudian disusul oleh sektor-sektor lainnya seperti pariwisata, perdagangan dan jasa serta industri kerajinan rakyat lainnya.
Untuk nendorong pertumbuhan sektor-sektor tersebut agar berkontribusi bagi kesejahteraan rakyat, ia mengajak semua pihak untuk memperkuat infrastruktur, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan. Sebab menurutnya, hanya dengan SDM yang berkualitas maka peningkatan capasity building akan dapat diwujudkan. “Dan dengan demikian, kita akan mampu bersaing secara personality dan institusi, dikancah persaingan global,” tegasnya.
DR. TGH H zainuri, dalam ceramahnya mengingatkan bahwa bulan ramadahan selain sebagai bulan berpuasa juga dikenal dengan bulan berbagi. “Ini merupakan bulan kepedulian. Dimana kita semua dituntut untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, terutama mereka yang masuk katagori fakir, miskin dan anak yatim piatu,” jelasnya.
Dia mencontohkan bahwa Rasullullah sebagai tauladan merupakan sosok yang sangat darmawan. Di dalam hadist disebutkan bahwa Rasullullah adalah sosok yang sangat pemurah bahkan di dalam riwayat, saking pemurahnya baginda Nabi Muhammad SAW, ketika memegang harta dan materi tidak pernah lama berada di genggamanya. Ini diibaratkan seperti angin yang berhembus. “Begitulah baginda Nabi kalau memiliki materi. Kepedulian sangat penting dalam konteks berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Di Indonesia dewasa ini memiliki angka kemiskinan mencapai 30%. Dengan angka kemiskinan yang besar itu tidak mungkin pemerintah dapat menangani permasalahan itu sendiri. Hanya dengan rasa kepedulianlah kita bisa menumbuhkan optimisme untuk membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan,” paparnya. (BK37)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.